Ingatkan soal Keamanan

- Jumat, 9 September 2022 | 14:32 WIB
SEGERA DIPERBAIKI: Pemprov Kaltim merencanakan akan memulai perbaikan Jembatan Sambaliung pada pekan ketiga September. Saat perbaikan dilakukan, maka jembatan akan ditutup total dari seluruh aktivitas masyarakat.
SEGERA DIPERBAIKI: Pemprov Kaltim merencanakan akan memulai perbaikan Jembatan Sambaliung pada pekan ketiga September. Saat perbaikan dilakukan, maka jembatan akan ditutup total dari seluruh aktivitas masyarakat.

TANJUNG REDEB – Keputusan Pemkab Berau untuk kembali menggunakan Landing Craft Tank (LCT), sudah final. Dan opsi penggunaan kapal feri sebagai armada penyeberangan kendaraan saat Jambatan Sambaliung diperbaiki, tak lagi dijajaki. Namun, dalam mengambil keputusan final tersebut, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Berau Hotman Siagian, mengaku tak dilibatkan. Bahkan diakuinya, pihaknya juga tidak pernah dilibatkan saat melakukan survei jalur penyeberangan.

"Kami tidak pernah diundang dalam rapat finalisasi," ucapnya kepada Berau Post kemarin (8/9).

Dijelaskannya, pihaknya memiliki kewenangan untuk memberikan izin gerak kapal dan surat persetujuan berlayar. Jika izin tersebut tidak terbit, maka dipastikan kapal atau LCT tidak bisa bergerak.

"Prinsipnya, kita hanya meminta agar seluruh pihak bekerja sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku," jelasnya.

Dirinya pun mengingatkan, terkait keamanan dan keselamatan penyeberangan. Seperti mewajibkan penggunaan life jacket. Serta kapal yang digunakan adalah kapal layak.

"Kalau kapal yang digunakan adalah LCT, maka harus diikat kaki-kaki kendaraan yang ada di atas kapal. Agar ketika menyeberang mobil tidak bergerak. Kalau mobil bergerak, takutnya saat cuaca kurang baik, menyebabkan kemiringan dan membuat kondisi yang tidak diinginkan terjadi," jelasnya.

Terkait standarisasi dermaga, minimal sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Seperti memiliki titik kumpul terminal. Minimal juga ada tempat berlindung jika terjadi hujan bagi para penumpang, kemudian lokasi kendaraan antre dan arus hilir-mudik kendaraan yang menaiki kapal harus nyaman, dan yang terpenting adalah safety. "Fokus kita tentunya terkait dengan keamanan dan keselamatan pelayaran," sambungnya.

Ia menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui di mana lokasi penyebrangan yang akan digunakan nantinya. Karena tidak pernah dilibatkan dalam peninjauan lokasi dermaga. Ia menyampaikan, untuk lokasi dermaga seharusnya minimal mengantongi izin Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).

"Kami belum pernah ikut melakukan survei titik penyebrangan, jadi belum bisa memastikan," jelasnya.

Terpisah, Asisten II Setkab Berau Agus Wahyudi, mengakui Pemkab Berau akan menggunakan LCT untuk mengangkut orang dan kendaraan saat Jembatan Sambaliung ditutup guna perbaikan.

Ia mengatakan, penggunaan LCT dirasa tepat oleh Pemkab Berau, daripada menggunakan kapal feri. Karena arus dan kedalaman Sungai Kelay, tidak tepat untuk dimanfaaatkan arus hilir-mudik masyarakat.

“Iya, finalnya menggunakan LCT,” katanya.

Disinggung masalah parkiran bagi masyarakat, Agus Wahyudi mengatakan akan ada dua titik jemput, yakni di Limunjan, Kecamatan Sambaliung, dan di Singkuang, Kecamatan Tanjung Redeb. Namun diakuinya, ia belum mengetahui secara pasti berapa luasan lahan yang digunakan untuk parkiran kendaraan yang mengantre untuk menumpang LCT.

“Kalau jalan di Limunjan akan dilebarkan menjadi 7 meter. Jadi cukup luas untuk masyarakat,” ujarnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB
X