Tekankan Upaya Pencegahan

- Senin, 12 September 2022 | 02:52 WIB
FOGGING: Pihak Dinkes melakukan fogging beberapa waktu lalu sebagai upaya mencegah perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
FOGGING: Pihak Dinkes melakukan fogging beberapa waktu lalu sebagai upaya mencegah perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

TANJUNG REDEB – Kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Berau cukup tinggi, bahkan per Agustus lalu sudah menyentuh angka 273 kasus, melampaui kasus tahun sebelumnya yang hanya 103 kasus.

Hal ini menjadi atensi Ketua DPRD Berau, Madri Pani. Dia meminta kepada seluruh lurah maupun RT agar turun mem-bersihkan lingkungan sekitar.

Itu dilakukan agar seluruh warga terbebas dari penyakit DBD tersebut. Ditekankannya, kebersihan menjadi modal utama untuk kesehatan warga. Di satu sisi, ia meminta kepada warga untuk juga turut turun membantu membersihkan lingkungan sekitarnya.

“Nyamuk ini kan berkembang dari kubangan air, selokan yang kotor. Maka dari itu turun lah bersama membersihkan lingkungan,” katanya, kemarin (11/9).

Dijelaskan Madri Pani, tingginya kasus DBD tahun ini harus menjadi perhatian semua pihak, setelah pandemi Covid-19, ancaman DBD juga cukup berbahaya. Peran Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau juga diharapkannya bisa maksimal untuk menekan penularan kasus DBD di Bumi Batiwakkal. “Semua sektor berperan penting tentunya, pembagian bubuk abate, maupun fogging juga harus dilakukan,” katanya.

Apalagi tambah Politikus NasDem ini, mengingat kasus DBD cenderung meningkat saat musim hujan. Kementerian Kesehatan juga mendorong agar masyarakat aktif melakukan upaya promotif preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

Gerakan ini melibatkan peran aktif masyarakat khususnya anggota keluarga untuk melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di lingkungan rumah, tempat-tempat umum dan tempat-tempat institusi untuk mencapai angka bebas jentik. “Hal ini bisa menekan angka DBD,” katanya.

Madri Pani menegaskan, meskipun angka kematian akibat DBD bisa dicegah, namun apabila grade sudah menyentuh angka 3 atau 4, sudah bisa dipastikan pasien tersebut meninggal dunia. Maka dari itu, Madri Pani meminta agar pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin. “Setiap orang punya risiko terpapar tinggi. Tapi dengan pencegahan, angka kematian juga bisa ditekan,” pungkasnya. (hmd/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB
X