Kelangkaan BBM Paling Berpengaruh

- Senin, 12 September 2022 | 02:58 WIB
BELUM BANYAK BERUBAH: Berdasarkan pantauan Diskoperindag Berau, kebutuhan bahan pokok yang dijual pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas, belum banyak yang mengalami kenaikan harga.
BELUM BANYAK BERUBAH: Berdasarkan pantauan Diskoperindag Berau, kebutuhan bahan pokok yang dijual pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas, belum banyak yang mengalami kenaikan harga.

TANJUNG REDEB - Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, Salim menyebut kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tidak terlalu berpengaruh pada kenaikan harga bahan pokok di Kabupaten Berau. Kelangkaan BBM lah yang akan memengaruhi hal tersebut.

Saat ini pun katanya, pihaknya terus melakukan pemantauan ketersediaan stok bahan pokok di setiap kecamatan, khususnya yang berada di luar empat kecamatan terdekat di Bumi Batiwakkal. “Ada beberapa komoditas yang terpantau mengalami kenaikan, yakni ayam boiler dan telur,” jelasnya Minggu (11/9).

Pihaknya juga tengah mengantisipasi kesulitan stok ikan, lantaran nelayan sudah banyak mengeluhkan sulitnya ketersediaan BBM untuk turun ke laut. Meski tidak menangani nelayan secara langsung, namun olahan ikan masih sangat diperlukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), terutama yang menjadikan ikan sebagai bahan baku. Jika harga ikan melambung, maka akan berpengaruh pula pada harga bahan utama UMKM. Salim mengakui, hal itu juga sudah didengar langsung oleh bupati, namun belum ada tindak lanjut kedepannya.

“Kalau UMKM ini kesulitan ikan, harga modalnya sudah naik, akan berdampak pada harga jual. Karena kan tetap harus ada untungnya, ini yang menjadi pantauan kami,” jelasnya.

Ia menambahkan, distribusi bahan pokok ke sejumlah kecamatan jauh juga kerap terhambat karena truk pengangkut kerap kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi jenis solar. Bahkan para sopir harus menunggu lama untuk dapat mengisi tanki mereka.

“Banyak transportasi yang membawa bahan pangan itu menggunakan solar, kami rasa harga solar tingginya tidak begitu tinggi. Nah yang susah ini hanya ketersediaan stok,” sambungnya.

Mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah memberikan stiker kepada jasa angkut yang berada di bawah naungan koperasi, sebesar 63 unit. Dengan adanya stiker tersebut, jasa angkut tersebut diberikan jatah 10 liter per hari per unit. “Dan dengan sticker itu menjadi prioritas dalam mengantre maupun mendapatkan BBM jenis solar,” pungkasnya. (hmd/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X