TANJUNG REDEB – Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Bumi Batiwakkal- sebutan Kabupaten Berau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau bersama tim gabungan melakukan patroli di sembilan kecamatan Berau.
Kepala BPBD Berau, Thamrin mengatakan, pelepasan patroli itu dilakukan sejak Selasa (13/9). Di mana patroli ini sejalan dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatorologi dan Geofisika (BMKG) Berau yang mengungkapkan musim panas mulai Juni hingga Oktober.
“Tetapi untuk di tahun 2022 ini, musim kemarau masih kemarau basah. Di mana ada selingan hujan,” ujarnya kepada Berau Post.
Meski begitu, antisipasi pun tetap dilakukan pihaknya. Terlebih pada 2023 mendatang, pihaknya memprediksi akan terjadi musim kemarau kering.
“Jadi di tahun ini meski kemarau basah, kami tetap melaksanakan patroli terpadu sebagai langkah antisipasi,” jelasnya.
Dalam patroli itu, dilakukan bersama tim gabungan TNI/Polri dan Masyarakat Peduli Api (MPA), nanti tugasnya akan mengecek titik api, dan melakukan penanganan jika terjadi Karhutla.
“Jadi nanti tugas tim melakukan pengecekan di beberapa kecamatan yang memang menjadi tempat yang mejadi titik panas,” imbuhnya.
Lanjut Thamrin, ada sembilan kecamatan yang nantinya akan dilakukan patroli di antaranya Kecamatan Teluk Bayur, Kecamatan Segah, Kecamatan Kelay, Kecamatan Pulau Derawan, Kecamatan Tabalar, Kecamatan Biatan, Kecamatan Talisayan, Kecamatan Batu Putih dan Kecamatan Bidukbiduk.
“Jadi dari sembilan kecamatan ini nanti akan ada posko terpadu, dan ada 25 sasaran kampung yang akan dilakukan sosialisasi,” ujarnya.
Saat ditanyai wilayah yang paling rawan, Thamrin belum bisa menjawab. Sebab, saat ini hanya ada beberapa kampung yang selalu dimonitor pihaknya.
“Belum bisa kami prediksi untuk hotspot mana yang tinggi, tapi yang jelas di Kampung Labanan, Kampung Tanjung Batu dan Teluk Sumbang saat ini sedang kami awasi, termasuk di Talisayan,” tandasnya. (aky)