TANJUNG REDEB - Pemerintah Kabupaten Berau terus bergerak menyelesaikan pekerjaan untuk penyeberangan alternatif, baik untuk moda transportasi roda dua dan roda empat.
Diakui wakil bupati Berau Gamalis, memang masih terdapat sejumlah persoalan dampak sosial yang harus dicarikan solusi secepatnya. Salah satunya persoalan distribusi bahan bakar minyak (BBM) yang dianggap krusial. Sebab jika tidak tersalurkan dengan lancar, bisa berdampak pada kelancaran roda perekonomian masyarakat. Dari kalangan atas hingga bawah.
Sebagai tindak lanjut dari rapat bersama DPRD Berau, Selasa (13/9) lalu, Gamalis pun bersama tim percepatan penanganan perbaikan Jembatan Sambaliung, kembali melakukan pengecekan di beberapa titik lokasi jalur alternatif, yang rencananya akan digunakan ketika proses perbaikan jembatan dilaksanakan.
Untuk lokasi penyeberangan alternatif roda empat melalui Limunjan-Singkuang, dikatakan Gamalis saat ini terus berproses. Mengenai dermaga untuk bersandarnya LCT di titik Singkuang, saat ini masuk tahap penyelesaian. Sementara melalui jalur Limunjan, untuk pelebaran dan pembukaan jalannya sudah masuk tahap penimbunan. Yang selanjutnya masuk tahap pembuatan dermaga.
"Karena kendala kita pada ketersediaan material, seperti kayu ulin. Karena ada beberapa regulasi yang cukup ketat untuk penggunaan ulin, sehingga cukup menyulitkan dalam mendapatkan material tersebut," ujarnya saat diwawancari usai peninjauan kemarin (14/9).
Sementara di lokasi penyeberangan kendaraan roda dua dan pejalan kaki, diakui Gamalis juga terdapat sedikit kendala. Karena perlu ada penanganan khusus. Sebab pada lokasi Dermaga Sanggam yang kondisinya cukup tinggi, memerlukan jembatan khusus yang dapat mengikuti debit air sungai ketika surut dan pasang.
“Jadi perlu jembatan atau dermaga yang bisa menyesuaikan ketika air surut maupun pasang,” terangnya.
Dilanjutkan Gamalis, pihak kontraktor sebenarnya sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Namun ternyata yang diperkirakan di lapangan, melebihi target yang mereka persiapkan. “Mereka sudah siapkan segala kebutuhannya, tapi ternyata ketika eksekusi masih didapati kekurangan-kekurangan," tuturnya.
Di samping itu, mengenai solusi dari persoalan penyeberangan alternatif untuk truk BBM, disebut Gamalis memang tidak bisa dilepaskan dari faktor keselamatan warga. Untuk itu, pihaknya mempertimbangkan opsi yang diusulkan DPRD Berau, dengan pembukaan jalur khusus melalui Gurimbang-Samburakat, khusus untuk penyeberangan truk BBM dan yang bermuatan besar.
"Perlu dilihat dulu lokasi di sana. Apakah memungkinkan. Kalau memang lokasinya sudah datar kemudian dipinggir sungai, tentu saja memungkinkan. Tapi pastinya akan menambah untuk pembuatan dermaganya lagi," ucapnya.
"Tapi jika tidak memungkinkan, opsinya tetap melalui lokasi penyeberangan yang ada, dengan menambah kapal khusus untuk truk besar. Salah satunya truk BBM," sambungnya.
Dirinya berharap, pada 7 Oktober mendatang pembangunan dermaga di semua titik penyeberangan sudah siap. Yang pasti, sebelum digunakan masyarakat, pihaknya akan melakukan simulasi secara keseluruhan kesiapan dari penggunaan jalur alternatif tersebut.
“Sebelum 7 Oktober ini harapannya sudah betul-betul bisa dipergunakan. Dan untuk waktu yang disepakati itu tidak ada lagi toleransi untuk mundur," tegasnya.
"Saya meminta kepada masyarakat agar bisa membantu dan mendukung proses pekerjaan ini, agar segala yang direncanakan dapat berjalan lancar dan tidak terlalu mengganggu kegiatan sosial masyarakat Kabupaten Berau,” tutupnya.