Disbudpar Akan Lakukan Pengecekan

- Jumat, 16 September 2022 | 13:46 WIB
KURANG TERAWAT: Makam yang diduga milik raja pertama Berau, Baddit Dipattung yang berada di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur.
KURANG TERAWAT: Makam yang diduga milik raja pertama Berau, Baddit Dipattung yang berada di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur.

GUNUNG TABUR – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir akan melakukan pengecekkan pada makam raja pertama Berau, Baddit Dipattung yang dinilai kurang perhatian di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur.

Ia mengaku, baru mendengar informasi tersebut dan akan melakukan pengecekan pada makam tersebut, apakah memang benar makam raja pertama Berau atau bukan. Jika pun itu memang benar, maka akan diupayakan untuk dianggarkan agar bisa diajukan rehab.

“Saya baru menjabat, dan baru mendengar, saya akan cek ke lokasi nanti,” ujarnya kepada Berau Post.

Pengecekan makam atau petilasan tersebut, bertujuan untuk membuktikan secara langsung bahwa makam tersebut memang benar makam raja pertama Berau. Jika benar, ia menilai, makam tersebut bisa dijadikan destinasi wisata religi yang baru di Berau.

“Kita lihat dulu. Seperti apa. Sejarahnya bagaimana,” katanya.

Ilyas Natsir yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Berau, menuturkan usai melakukan pengecekan, baru bisa dipastikan langkah apa yang akan diambil oleh pihaknya. Termasuk perbaikan akses masuk ke makam tersebut.

“Saya belum pernah (kesana, red). Ini masukan yang bagus buat kami. Kami akan cek ke lokasi secepatnya,” tuturnya.

Sebelumnya, diberitakan, unsur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) dan seluruh kepala kampung di Kecamatan Gunung Tabur berziarah ke petilasan raja pertama Kesultanan Berau, Baddit Dipattung, di Kampung Merancang Ulu, Gunung Tabur, pada Rabu (14/9). Kegiatan ziarah ini berkaitan dengan Hari Jadi Kabupaten Berau yang ke-69.

Lokasi makam berada dua kilometer dari gapura pintu masuk Kampung Merancang Ulu. Dengan medan lokasi menanjak untuk menuju ke petilasan tersebut.

Camat Gunung Tabur, Mardiatul Idalisah mengatakan, kegiatan ziarah untuk memperingati hari jadi Berau, baru pertama kali dilaksanakan. “Kami tidak ingin melupakan sejarah,” ujarnya.

Meski makam tersebut merupakan raja pertama Kesultanan Berau, namun kondisinya kurang mendapat perhatian pemerintah dan tak terawat. Bahkan, di lokasi itu tidak ada papan penanda atau papan sejarah.

Lebih ironisnya lagi, lahan yang digunakan untuk petilasan tersebut, baru saja dihibahkan pemilik lahan pada tahun ini. “Kami berharap ada perhatian Pemkab Berau, maupun pihak ketiga untuk melakukan pemugaran petilasan tersebut,” tutur Mardiatul usai melaksanakan ziarah makam.

Ia mengaku prihatin dengan kondisi petilasan tersebut. Padahal di satu sisi, petilasan tersebut, bisa menjadi destinasi wisata. Namun untuk papan informasi saja tidak ditemukan di area petilasan tersebut.

“Seharusnya ada peran dari berbagai pihak, bagaimana petilasan ini bisa menjadi tujuan wisata. Bahkan jika perlu diagendakan setiap tahun, untuk dikunjungi melakukan ziarah,” tuturnya. (hmd/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X