Perhatikan Situs Sejarah di Berau, Jangan Sampai Terbengkalai

- Sabtu, 17 September 2022 | 13:20 WIB
JANGAN TUNGGU VIRAL: Makam yang berada di Merancang Ulu ini disebut sebagai makam raja pertama Berau. Disbudpar diminta segera melakukan pembenahan.
JANGAN TUNGGU VIRAL: Makam yang berada di Merancang Ulu ini disebut sebagai makam raja pertama Berau. Disbudpar diminta segera melakukan pembenahan.

TANJUNG REDEB – Ketua DPRD Berau, Madri Pani, ikut berkomentar mengenai petilasan raja pertama Berau Baddit Dipattung yang kondisinya kurang terawat. Dia meminta kepada instansi terkait, agar bisa memberi perhatian lebih ke situs sejarah Berau.

Dia menilai, seharusnya instansi terkait dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau harus lebih kreatif dalam menjemput bola, dalam artian harus memasang telinga dan mata, mendengar setiap destinasi baru yang ada. Agar bisa memberikan perhatian. “Kita gaungkan pariwisata, tapi kurang perhatian,” katanya.

Disbudpar diminta tidak hanya menunggu, tetapi langsung mencari sendiri calon destinasi wisata yang bisa diekspos dan dilestarikan. Saling koordinasi dengan pihak kampung untuk segera memberitahu, jika memang ada destinasi yang layak jadi tempat wisata baru. “Jika terus menunggu, akhirnya viral duluan, baru kepala dinasnya tahu, itu kan percuma,” tuturnya. Madri menambahkan, dengan adanya jemput bola juga, kadis dapat memahami di mana saja spot wisata baru yang ada di Berau. Untuk itu, dia berharap, makam raja pertama Berau, bisa menjadi daya tarik baru bagi wisatawan untuk berkunjung ke Berau.

“Menurut saya, bisa lah itu dianggarkan. Perbaiki jalan masuknya. Supaya pengunjung enak. Diberi juga papan pemberitahuan,” bebernya.

Politikus NasDem ini juga menegaskan, memang perlu inovasi dan kreasi jika ingin terus menggaungkan pariwisata di Berau. Tidak hanya terpaku pada satu atau dua destinasi wisata yang ada saja. Namun kembangkan juga destinasi wisata yang belum terkenal, agar bisa dikenal. Sehingga pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor wisata bisa ikut tergenjot.

“Menurut hemat saya, orang tentu belum tahu semua sejarah Berau. Buatkan buku petunjuk. Saya rasa wisatawan akan banyak berkunjung,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir, mengaku baru mendengar informasi mengenai makam raja pertama Berau, Baddit Dipattung yang berada di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur, yang dinilai kurang perhatian.

Meski begitu, dia berjanji akan melakukan pengecekan pada makam tersebut, apakah memang benar makam raja pertama Berau atau bukan. Jika itu memang benar, ia mengaku akan mengupayakan untuk dianggarkan agar bisa diajukan rehab. “Saya baru menjabat, dan baru mendengar, saya akan cek ke lokasi nanti,” ujarnya kepada Berau Post. (hmd/sam)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X