Berau dan Makmur, Tak Mudah Diruntuhkan

- Senin, 19 September 2022 | 08:51 WIB
POTONGAN PERTAMA: Bupati Berau Sri Juniarsih memberikan potongan Puncak Rasul kepada Makmur HAPK, usai rapat Paripurna Istimewa, peringatan Hari Jadi ke-69 Kabupaten Berau dan ke-212 Kota Tanjung Redeb, beberapa waktu lalu.
POTONGAN PERTAMA: Bupati Berau Sri Juniarsih memberikan potongan Puncak Rasul kepada Makmur HAPK, usai rapat Paripurna Istimewa, peringatan Hari Jadi ke-69 Kabupaten Berau dan ke-212 Kota Tanjung Redeb, beberapa waktu lalu.

PERINGATAN Hari Jadi ke-69 Kabupaten Berau dan Hari Jadi ke-212 Kota Tanjung Redeb di Lapangan Graha Pemuda, Kamis (15/9) lalu, berlangsung meriah. Juga penuh warna dan makna. Bupati Berau Sri Juniarsih dan wakilnya Gamalis tampak bahagia. Apalagi sejumlah tokoh bisa hadir. Selain Forkompida, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat, juga datang mantan bupati Berau Makmur HAPK, mantan bupati pengganti Agus Tantomo dan Sultan Gunung Tabur Adji Bahrul Hadie Chalifatullah serta yang mewakili Sultan Sambaliung, Datu Kesuma.

RIZAL EFFENDI, Balikpapan

PERINGATAN hari jadi tahun ini, jadi yang pertama secara terbuka setelah dua tahun ditiadakan lantaran wabah Covid-19. “Ya kita patut bersyukur, peringatan hari jadi tahun ini bisa kita rayakan semarak dan meriah,” kata bupati. “Semoga dengan semangat hari jadi, masyarakat Bumi Batiwakal tambah hebat, kuat, dan jaya,” kata Gamalis menimpali.

Setelah Bupati Sri Juniarsih memimpin upacara resmi, undangan disuguhi berbagai atraksi budaya. Ada tarian dari suku Dayak sampai tarian adat Banua dan Bajau, yang menggambarkan keragaman budaya etnik di daerah ini. Semuanya dari Sanggar Bulu Pettung.

Selain itu ada juga pemotongan Puncak Rasul, semacam kue ulang tahun yang dilakukan bupati. Dan potongan pertama diserahkan kepada Makmur HAPK, yang pernah menjadi bupati Berau dua periode, 2005–2015. Makmur HAPK termasuk salah satu bupati yang sukses membangun daerahnya. Warga Dayak Kombeng memberinya gelar “Boq,” seorang pemimpin besar. Sedang Kesultanan Gunung Tabur menyematkan gelar Raden Mas Pati.

Selesai upacara, juga dilaksanakan rapat paripurna istimewa DPRD Kabupaten Berau, yang dipimpin ketuanya Madri Pani. “Mari sama-sama kita berbenah dan membangun Kabupaten Berau yang kita cintai ke arah yang lebih baik. Dan tentu semakin maju ke depannya,” kata Madri bersemangat.

Dalam rangkaian hari jadi, Dinas Perikanan Berau juga menggelar “Irau Manuntung Jukut,” yaitu pesta ikan bakar. “Sekalian juga untuk meningkatkan budaya makan ikan,” kata Kepala Dinas Perikanan Berau Dahniar Rahmawati.

Ada 400 petak disiapkan untuk tempat bakar ikan. Termasuk juga 18 tempat untuk penampungan ikan. Pesta ikan bakar hari jadi terakhir dilakukan tahun 2019, sebelum Covid-19. Ketika itu tidak kurang dari 18 ton ikan habis dibakar dan disantap warga. 

Berau salah satu kabupaten di Kaltim yang dikenal masyarakat dunia. Selain kekayaannya yang luar biasa terutama dari tambang batu bara dan hasil alam lainnya, juga terdapat gugusan pulau yang jadi habitat penyu (Chelonioidea). Namanya Pulau Derawan. Selain itu juga ada Maratua, Sangalaki, Samama, dan Kakaban.

Maratua yang indah lautnya seperti Maladewa, secara khusus dikembangkan menjadi objek pariwisata. Di situ sudah ada bandaranya. Pesawat Bu Susi (mantan menteri kelautan) rutin mendarat di sana, dua kali seminggu. Karena itu Gubernur Isran Noor menunjuk Dr Meiliana, mantan sekprov Kaltim, menjadi ketua Tim Percepatan Pengembangan Maratua.

Apalagi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Maratua dimasukkan sebagai salah satu tempat kunjungan wisata peserta pertemuan G-20, yang berlangsung di Bali dalam waktu dekat ini.

Luas wilayah Berau hampir 37 ribu km2 dengan penduduk sekitar 238 ribu jiwa. Wilayahnya berbatasan dengan Tanjung Selor, ibu kota Provinsi Kalimantan Utara. Karena itu ada terdengar keinginan Kaltara untuk mengajak Berau bergabung. Baik dilihat dari kedekatan wilayah maupun sejarah kerajaan terutama Kesultanan Berau dan Kesultanan Bulungan.

Ketika pembentukan Kaltara, yang berproses sampai tahun 2012, sebenarnya Berau sudah pernah ditawari. Tapi Berau yang saat itu dipimpin Makmur HAPK, tetap memilih Kaltim. Itu sebabnya untuk mencukupi persyaratan, lahirlah Kabupaten Tanah Tidung. Luas wilayahnya sekitar 4.800 km2 dengan jumlah penduduknya hanya  sekitar 25 ribu jiwa.

Mengutip dari Sejarah Berau, penetapan kota Tanjung Redeb sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Berau adalah untuk mengenang pemerintahan Kesultanan Berau, yang didirikan sekitar abad ke-14. Pada tahun 1810, Sultan Alimuddin (Raja Alam) memindahkan pusat pemerintahannya ke Kampung Gayam, yang sekarang menjadi Kampung Bugis.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X