Lima Bayi Gizi Buruk Sempat Dirawat

- Senin, 19 September 2022 | 09:12 WIB
Jusram
Jusram

TANJUNG REDEB – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, Jusram mengungkapkan sebanyak lima anak gizi buruk (Gibur) sempat menjalani perawatan di rumah sakit plat merah tersebut.

Ia menjelaskan, kelima anak tersebut memiliki penyakit penyerta lainnya, sepeeti gangguan paru-paru dan lainnya. Namun kini mereka sudah menjalani rawat jalan. “Sudah (dilakukan perawatan, red) sekarang sudah pulang,” katanya.

Penyakit gizi buruk dijelaskannya disebabkan pada pola makan anak, penyakit penyerta, dan kebiasaan makan yang salah. Kandungan gizi pada makanan wajib diperhatikan oleh setiap orangtua terhadap anaknya.

 

“Contoh kecil, orangtua beranggapan bahwa terlalu banyak makan ikan bisa cacingan. Itu sebenarnya tidak benar,” jelasnya.

“Jadi gizi buruk ini, biasanya disertai dengan penyakit penyerta lainnya,” katanya.

Ia melanjutkan, gizi buruk adalah suatu kondisi yang ditandai dengan berat dan tinggi badan balita jauh di bawah rata-rata. Maka itu, untuk mengetahui status gizi yang satu ini, indikator yang digunakan adalah grafik berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Selain berat dan tinggi badan, lingkar lengan atas (LILA) juga masuk ke dalam pemeriksaan klinis gizi buruk pada anak dan balita.

Kondisi gizi buruk pada anak tidak terjadi secara instan atau singkat. Artinya, anak yang masuk ke dalam kategori gizi buruk sudah mengalami kekurangan berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang sangat lama. Jika diukur menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) yang mengacu pada WHO dengan berbagai indikator pendukung, anak dengan kondisi gizi buruk memiliki kategori sendiri.

Pada anak, bisa dikatakan mengalami gizi buruk ketika hasil pengukuran indikator BB/TB untuk status gizinya kurang dari 70 persen nilai median. Mudahnya, nilai cut off z score berada nilai pada kurang dari -3 SD. Gizi buruk paling sering dialami oleh anak balita ketika tubuhnya kekurangan energi protein (KEP) kronis.

“Gizi buruk bisa diobati, dengan pola makan yang benar dan gizi seimbang,” tuturnya.

Bahkan hal terburuk dari gizi buruk adalah, stunting dan berakibat kematian. Maka dari itu, Jusram menekankan kepada setiap orang tua agar lebih memperhatikan tumbuh kembang si anak. Perhatikan asupan gizi, serta menjaga pola makan yang seimbang.

“ASI juga berpengaruh pada kesehatan anak. Lebih bagus menggunakan ASI, daripada susu formula. Karena kehidupan dari 0 hingga 6 bulan itu lebih baik dari asupan ASI,” pungkasnya. (hmd/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X