Kado Indah di Hari Istimewa Berau Tercinta

- Rabu, 21 September 2022 | 04:08 WIB
M Ichsan Rapi
M Ichsan Rapi

KAMIS tanggal 15 September lalu, merupakan momen bahagia bagi seluruh masyarakat Bumi Batiwakkal. Pasalnya, hari itu bertepatan dengan Hari Jadi ke-69 Kabupaten Berau dan ke-212 Kota Tanjung Redeb. Boleh dikata, torehan angka ini menunjukkan usia yang begitu matang melewati segala dinamika dan hiruk-pikuk kehidupan masyarakatnya.

Ketika hari istimewa itu tiba, berbagai ucapan selamat bahkan bingkisan indah menjadi hal yang lumrah terjadi. Sebagai ungkapan rasa syukur, saya pun menitipkan kado indah berisi beberapa catatan kritis bersifat konstruktif.

Catatan-catatan tersebut ada yang sebagian disadur dari coretan tangan sendiri di media massa dan media online, sesuai dengan kapasitas sebagai wakil rakyat di Badan Anggaran, juga sebagai penggiat Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB). Tujuannya agar kota yang kita cintai ini, semakin memberi konstribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

Penyerapan Anggaran yang Efektif, Efisien, dan Ekonomis

Berkaitan dengan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kabupaten Berau tahun 2021, pemerintah melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hanya memikirkan bagaimana anggaran terserap, bukan berorientasi pada program yang efektif, efisien, dan ekonomis bagi kesejahteraan masyarakat.

Penulis mengambil contoh, berkaitan dengan pekerjaan perluasan SPAM jaringan perpipaan di kawasan perkotaan yang dilaksanakan oleh DPUPR. Target anggaran sebesar Rp 65.384.208.540,- dengan panjang pipa 160.000 M' yang terserap sebesar Rp 64.708.348.850,- dengan panjang pipa 126.481,22 M'. Dengan demikian, realisasi panjang jaringan yang terpasang hanya 79,05 persen, sementara dana yang digunakan sebesar 98,97 persen. Ini berarti bahwa efisiensi program hanya 78,24 persen. Efisiensi program yang kecil pada akhirnya akan mempengaruhi efektivitas program itu sendiri. Dalam kasus ini, efeknya adalah jumlah sambungan rumah (SR) yang bisa terpasang di bawah target akibat kurangnya jaringan yang terpasang.

Termasuk juga dengan pemeliharaan berkala jalan. Target anggaran sebesar Rp 13.469.665.200,- dengan panjang jalan 40 Km yang terserap sebesar Rp 13.251.618.319,- dengan panjang jalan 30 KM. Dengan demikian realisasi panjang jalan yang terpasang hanya 75 persen, sementara dana yang digunakan 98,38 persen, yang berarti bahwa efisiensi program hanya 77,72 persen.

Lebih lanjut tentang efektivitas program, dinyatakan dalam RPJMD 2021-2026, bahwa sebagian pembangunan jalan diarahkan untuk menghubungkan sentra-sentra produksi. Tetapi kenyataannya, beberapa komoditas mengalami penurunan produksi. Selain itu, berdasarkan data yang ada dalam LKPj, beberapa komoditas mempunyai produktivitas yang jauh berbeda di antara beberapa kecamatan. Tentu saja keadaan ini menimbulkan sebuah pertanyaan? "Apakah program yang dilaksanakan oleh dinas terkait sudah diarahkan untuk mengatasi permasalahan produktivitas? Atau hanya sekadar punya program kegiatan saja?"

Untuk menyikapi hal tersebut, maka diharapkan kegiatan yang diprogramkan berdasarkan pada kebutuhan, sehingga tepat sasaran dan efeknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Menyiapkan SDM Berau yang Unggul

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah modal dan aset paling utama dan berharga. Perannya sangat strategis, karena kualitas SDM berkaitan erat dengan kesuksesan di masa datang.

Menyiapkan SDM unggul dimulai saat bayi masih dalam rahim ibu. Agar kelak melahirkan bayi yang sehat dan cerdas, maka seorang ibu hamil harus mendapatkan perhatian khusus berupa asupan vitamin, gizi, dan nutrisi yang memadai. Karena bayi yang tidak sehat atau kurang gizi, akan menjadi beban bagi pemerintah daerah.

Menurut data Indikator Masalah Gizi di Kabupaten Berau Tahun 2021, angka Prevalensi Stunting sebesar 19,76 persen. Angka ini masih perlu dipangkas untuk memenuhi target pemerintah di tahun 2024 sebesar 14 persen. Di samping itu, rahim ibu juga sebagai sekolah pertama bagi sang bayi. Di situlah pendidikan dimulai.

Setelah bayi menuju usia dini hingga usia 5 tahun, diperlukan nutrisi lengkap dan seimbang untuk pertumbuhannya. Hal tersebut bisa dilakukan di setiap posyandu yang berada di wilayah Kabupaten Berau. Ada hal yang perlu diperhatikan pada kelompok usia dini. Anak mengalami “golden age” atau periode emas pada usia 2 tahun. Masa golden age sangat penting dan perlu perhatian khusus, karena otak bertumbuh secara maksimal, begitupun pertumbuhan fisik. Masa itu pula, terjadi perkembangan kepribadian anak dan pembentukan pola perilaku, sikap, dan ekspresi emosi.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X