Nelayan Keluhkan Sulitnya Mendapat Solar

- Sabtu, 24 September 2022 | 10:19 WIB
BERHARAP MUDAH DAPAT SOLAR: Salah satu kapal nelayan yang baru sandar usai melaut.
BERHARAP MUDAH DAPAT SOLAR: Salah satu kapal nelayan yang baru sandar usai melaut.

TANJUNG REDEB – Anggota Fraksi PDIP DPRD Berau Suriadi Marzuki, meminta Pemkab Berau bersama Pertamina, untuk memperhatikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan. Sebab disebutkannya, walau pemerintah telah menetapkan kenaikan harga BBM bersubsidi, tetap saja masyarakat, khususnya nelayan, kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi.

“Sekarang tidak melihat berapa kenaikan harga BBM lagi, tapi melihat betapa susahnya mendapatkan BBM. Terutama bagi para nelayan. Kami berharap, ini menjadi perhatian pemerintah daerah,” katanya di gedung DPRD Berau, beberapa waktu lalu.

Menanggapi keluhan tersebut, Sales Branch Manager Rayon VI Kaltim Bagian Utara (Katimut), Faishal Fahd, menganggap ketika masyarakat kesulitan mendapatkan BBM, perlu dilakukan lapangan. Sebab pihaknya sudah mendistribusikan BBM subsidi sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan.

"Kalau non subsidi jelas tidak ada kuotanya. Sedangkan yang subsidi itu memang ada kuotanya yang diatur oleh BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas)," jelas Faishal, kemarin (23/9).

Di tahun 2022 ini, diakuinya memang terjadi penurunan kuota BBM subsidi jenis solar. Secara nasional, pemberian kuota solar ditetapkan 15,1 juta kilo liter (KL), turun sedikit dibanding kuota tahun 2021 yang mencapai 15,59 KL. Sementara khusus Berau, kuota solar mengalami penurunan 1.000 KL tahun ini. Dari sebelumnya 20 ribu KL menjadi 19 ribu KL.

"Jadi Berau turunnya 2 sampai 3 persen tahun ini kuotanya," katanya.

Lanjut dijelaskannya, turunnya kuota yang diberikan ke Berau bukan tanpa alasan. Sebelumnya kuota ini merupakan usulan di kabupaten/kota masing-masing ke provinsi. Selanjutnya disampaikan ke BPH Migas. Lalu BPH Migas bersama Komisi VII DPR RI, menentukan berapa besaran kouta BBM subsidi yang akan disalurkan per tahun, menyesuaikan dengan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Tahun 2021 lalu kan sedang naik-naiknya kasus Covid-19, sehingga kuota menjadi kecil. Itu makanya kenapa turun kuotanya," terangnya.

Menurutnya jika melihat secara waktu, laju konsumsi BBM subsidi saat ini lebih besar dibanding tahun 2019 hingga 2021 lalu. Sebab ketika kasus Covid-19 menurun, dan pemerintah sudah tidak melakukan pembatasan aktivitas masyarakat, maka konsumsi BBM menjadi naik drastis.

"Kuotanya turun, tapi konsumsi BBM naik. Itulah sebabnya. Dan kondisi itu pun bukan hanya terjadi di Kabupaten Berau. Tetapi juga ke semua daerah," ungkapnya.

"Tapi di samping itu, memang kuota solar di Berau sudah mengalami over hingga 12 persen realisasinya," jelasnya. (mar/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X