TANJUNG REDEB – Badan Meteorologi, Klimatorologi dan Geofisika (BMKG) Berau mengungkapkan Bumi Batiwakkal- sebutan Kabupaten Berau- memasuki musim kemarau basah. Meski begitu, hal ini tetap jadi perhatian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Thamrin.
Dijelaskannya, beberapa pekan lalu pihaknya bersama tim gabungan TNI/Polri sudah melakukan patroli keliling di sembilan kecamatan di Kabupaten Berau dalam melakukan pemantauan titik panas.
“Kami sudah lepas tim beberapa waktu lalu untuk melakukan sosialisasi ke kecamatan yang terpantau sering terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla),” ujarnya kepada Berau Post.
Menurut Thamrin, meski ramalan BMKG saat ini Berau masih berstatus kemarau basah, tidak membuat pihaknya harus ‘berleha-leha’. Pasalnya, informasi yang dirinya terima di tahun 2023 mendatang akan kembali terjadi musim kemarau panas. Di mana, dikhawatirkan akan terjadi karhutla serta kabut asap seperti beberapa tahun yang lalu.
“Makanya kami tetap melakukan sosialisasi sebagai bentuk antisipasi, karena ditakutkan nantinya terjadi kathutla serta kabut asap seperti beberapa tahun yang lalu,” tegasnya.
Jika benar terjadi karhutla serta kabut asap seperti yang tejadi pada tahun 2019 lalu. Ia menegaskan timnya sudah siap. Maka langkah antisipasi yang saat ini dilakukan adalah untuk menekan terjadinya hal tersbebut.
“Setidaknya kita sudah menekan terjadinya karhutla, tetapi semoga saja tidak terjadi lagi,” harapnya.
Saat ini hampir seluruh kecamatan khususnya yang jauh dari perkotaan Tanjung Redeb juga sudah ada posko karhutla. Posko tersebut nantinya akan dipusatkan untuk berjaga di saat terjadinya karhutla.
“Posko juga sudah ada, itu dilakukan sebagai langkah antisipasi kita juga agar tidak mengandalkan unit yang ada di Tanjung Redeb, jika Karhutla tersebut besar maka bantuan unit juga akan tetap diturunkan,” tandasnya. (aky/arp)