Singgung Predikat Daerah Layak Anak

- Jumat, 30 September 2022 | 11:38 WIB
Rudi P Mangunsong
Rudi P Mangunsong

TANJUNG REDEB – Anggota Komisi I DPRD Berau, Rudi P Mangunsong, gerah melihat pemberitaan beberapa pekan terakhir yang membahas eksploitasi anak. Ia menilai, dengan predikat yang didapat Berau sebagai Kabupaten Layak Anak, seharusnya hal ini bisa ditekan.

Diakuinya, memang ekspoitasi anak bagai fenomena gunung es. Sulit dideteksi, karena rata-rata korban takut untuk bercerita, terlebih pelaku orang terdekat korban.

Hal tersebut menurutnya, menandakan kinerja dari lembaga terkait harus lebih serius bekerja menjaga, dan menyediakan ruang bermain ramah anak.

“Jangan terlalu bangga dengan predikat, tapi aksi tidak ada,” tegasnya, Kamis (29/9).

Disebutnya, apabila pemberian predikat layak anak hanya dinilai dari kelembagaan, maka Berau telah pantas mendapat predikat tersebut. Namun sekarang, yang menjadi masalah apakah penilaian itu berdasarkan kelembagaan atau penilaian terhadap kinerja lembaga tersebut? Jika berdasarkan kinerja kelembagaan, seharusnya tidak terjadi beberapa kasus eksploitasi kepada anak yang beberapa waktu lalu terjadi, apakah itu secara seksualitas atau lainnya.

“Artinya banyak kasus yang tidak terangkat ke media, mungkin masih ada anak yang mendapatkan eksploitasi,” jelasnya.

Menurutnya bahkan, kasus eksploitasi terhadap anak hanya hanya jumlah kecil yang mencuat ke permukaan, sedangkan pada kenyataannya masih banyak permasalahan kompleks dibawahnya yang tidak terlihat.

Untuk itu, saat ini peran serta dari OPD terkait sangat diperlukan untuk memberi perlindungan terhadap anak. “Jika kriteria dinilai berdasarkan peraturan memang Berau sudah layak, tetapi apakah kelembagaan tersebut sudah bekerja secara maksimal sehingga mampu mengurangi kasus eksploitasi terhadap anak kedepannya,” tuturnya.

Karena itu dia mendesak instansi terkait meningkatkan kinerjanya. “Harus ada peningkatan kinerja dari instansi terkait yang layak anak itu seperti apa, ini masih ada kasus ditemukan, jangan sampai ini seperti puncak gunung es,” tuturnya.

Politikus PDI Perjuangan ini juga menyinggung masalah taman bermain yang dianggap horor. Selain banyaknya fasilitas yang rusak, juga dikelilingi pagar dan gelap. Seharusnya ada perubahan mendasar, dimana taman menjadi tempat paling nyaman untuk bermain dan belajar, namun pada kenyataan di Berau hal tersebut tidak terjadi. “Ada dua taman bermain, tapi keduanya gelap. Konsep taman tidak seperti itu,” pungkasnya. (hmd/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X