Simulasi untuk Evaluasi

- Selasa, 4 Oktober 2022 | 13:12 WIB
PERSIAPAN PENUTUPAN JEMBATAN: Beberapa pekerja tengah mempersiapkan material untuk pembangunan dermaga penyeberangan untuk kendaraan roda dua dan pejalan kaki, di sekitar Dermaga Sanggam, Tanjung Redeb, kemarin (3/10).
PERSIAPAN PENUTUPAN JEMBATAN: Beberapa pekerja tengah mempersiapkan material untuk pembangunan dermaga penyeberangan untuk kendaraan roda dua dan pejalan kaki, di sekitar Dermaga Sanggam, Tanjung Redeb, kemarin (3/10).

TANJUNG REDEB - Perbaikan Jembatan Sambaliung tinggal hitungan hari. Pembangunan dermaga untuk jalur penyeberangan alternatif, terus dikebut.

Dinas Perhubungan Berau yang ditunjuk sebagai leading sector percepatan perbaikan Jembatan Sambaliung dari Pemkab Berau, terus memastikan kesiapan segala sesuatunya. Baik pekerjaan yang sudah berjalan maupun yang saat ini masih berproses. Seperti pekerjaan pembangunan dermaga untuk penyeberangan alternatif kendaraan roda dua dan pejalan kaki dari sisi Dermaga Sanggam, Tanjung Redeb, yang mulai dikerjakan kemarin.

"Kebutuhan material baru datang tadi malam (Minggu, red). Pasti akan dikebut penyelesaiannya,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Berau Andi Marewangeng, ditemui usai rapat percepatan perbaikan Jembatan Sambaliung di Pemkab Berau kemarin. 

“Sebenarnya kita di daerah sifatnya hanya memfasilitasi kegiatan provinsi ini. Pada prinsipnya kita di daerah siap bersinergi bersama untuk kepentingan masyarakat, semua pihak terkait dilibatkan," sambung dia.

Mengenai kesiapan dermaga, saat ini sudah memasuki tahap akhir penyelesaian di empat titik lainnya. Yakni pada titik Jalan Singkuang dan Limunjan, sudah masuk tahap penyelesaian. "Sedangkan pada titik Dermaga Sanggam dan dekat pencucian mobil di Sambaliung, saat ini memang masih proses pengerjaan," ucapnya.

Andi menjelaskan, rapat yang dipimpin Wakil Bupati Berau Gamalis kemarin, membahas rencana kesiapan penutupan Jembatan Sambaliung yang dijadwalkan 7 Oktober nanti. "Tetapi masih akan ada rapat lanjutan tanggal 5 Oktober (besok), untuk membahas simulasi, apakah penyeberangan alternatif sudah layak digunakan pada 7 Oktober nanti," jelasnya.

Simulasi dilakukan sebelum penutupan jembatan secara total. Agar pihaknya bisa melihat kondisi keselamatan ketika landing craft  tank (LCT) bersandar, begitu juga dengan alur perlintasannya. Dalam hal ini, pihaknya berharap rencana penutupan jembatan tidak meleset dari yang sudah dijadwalkan.

"Kami Dishub sifatnya hanya berkaitan dengan alur lalu lintas saja, sedangkan yang mengeluarkan izin gerak LCT adalah pihak dari KUPP (Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan) Tanjung Redeb," terangnya.

Dari hasil rapat tersebut, untuk tahap awal akan menggunakan dua unit LCT. Satu unit untuk muatan roda dua dan satu unit lagi untuk roda empat. Mengenai kemungkinan adanya penambahan, kepastiannya akan melihat hasil simulasi nanti.

“Rapat tadi (kemarin, red) juga dibahas, ketika posisi air surut, LCT besar tidak bisa melewati jembatan. Jadi kemungkinan LCT yang agak kecil bisa saja bisa lewat jembatan. Di simulasi nanti, semuanya bisa kita nilai dan ditentukan seperti apa solusi terbaiknya," bebernya.

Namun untuk penyeberangan kendaraan roda dua dan pejalan kaki, kemungkinan akan ditambah dengan kapal tambangan yang siap digunakan di wilayah Lamin, Teluk Bayur. Karena pihaknya menilai, kendaraan roda dua akan lebih banyak menyeberang selama Jembatan Sambaliung ditutup total.

Dirinya berharap, komitmen Pemkab Berau dalam memfasilitasi kegiatan perbaikan jembata berjalan lancar. Semua organisasi perangkat daerah (OPD) terkait juga mendukung penuh proses perbaikan Jembatan Sambaliung. “Kita di daerah mendukung, tidak hanya Dishub, tetapi juga pihak-pihak lainnya," tuturnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau Taupan Madjid menambahkan, kesepakatan rapat kemarin, sejatinya memastikan kesiapan simulasi penggunaan jalur alternatif. Pengadaan LCT dari pihak swasta juga akan dilakukan peninjauan lapangan, guna memastikan kesiapannya, terkhusus saat bermanuver untuk menyeberangkan kendaraan di sungai.

"Tadi kesimpulannya harus ada simulasi dulu sebelum ditutup tanggal 7 Oktober. Sehingga setelahnya itu nanti bisa diprediksi tingkat kesulitannya sejauh mana. Agar meminimalisasi kendala dan hambatan yang mungkin akan terjadi," tambah Taupan.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X