Hidran Seperti Pajangan

- Jumat, 21 Oktober 2022 | 01:54 WIB
SEGERA DIBENAHI: Salah satu hidran yang ada di Pasar Sanggam Adji Dilayas. Fasilitas hidran yang banyak dipasang di kawasan perkotaan, dilaporkan sudah tak berfungsi lagi.
SEGERA DIBENAHI: Salah satu hidran yang ada di Pasar Sanggam Adji Dilayas. Fasilitas hidran yang banyak dipasang di kawasan perkotaan, dilaporkan sudah tak berfungsi lagi.

TANJUNG REDEB -  Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau, Thamrin, menyebut saat ini kondisi seluruh hidran yang terdapat di kawasan perkotaan tidak lagi aktif.

Ia yang dikonfirmasi pada Kamis (20/10) mengatakan, seluruh hidran yang ada saat ini sudah tidak berfungsi karena ada perubahan jalur pipa air yang membuat hidran tidak lagi terkoneksi. Padahal, keberadaan hidran menjadi sangat vital. Sebab fungsinya sebagai pertolongan pertama untuk penanggulangan kebakaran, khususnya di wilayah padat penduduk dan fasilitas umum. Selain itu juga bisa menjadi lokasi pengisian air untuk mobil pemadam kebakaran saat terjadi kebakaran di sekitarnya.

"Sangat penting, sangat kita butuhkan. Namun sayang kini Berau belum memiliki hidran yang berfungsi," katanya.

BPBD Berau telah mengusulkan peremajaan hidran serta penambahan unit baru pada tahun 2023 mendatang. Rencananya, tahun depan akan dipasang sebanyak 50 unit hidran yang tersebar di empat kecamatan terdekat, yakni Kecamatan Kecamatan Tanjung Redeb, Teluk Bayur, Sambaliung, dan Gunung Tabur. Sebab, empat kecamatan tersebut adalah kawasan padat penduduk di Kabupaten Berau.

"Beberapa titik permukiman padat itu terdapat di wilayah Kampung Bugis, Jalan H Isa, Bedungun, dan beberapa titik lainnya," jelasnya.

Ia menilai, keberadaan hidran di sejumlah titik perkotaan sangat berdampak terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran. Karena fungsi hidran sebagai pertolongan pertama penanggulangan kebakaran, tanpa harus menunggu unit mobil pemadam kebakaran yang sering kali terkendala padatnya arus lalu lintas.

"Contoh kasus beberapa waktu, ketika terjadi kebakaran di Jalan Manunggal, unit berulang kali mengisi air di markas. Ketika ada hidran, maka hal tersebut tidak perlu terjadi," jelasnya.

Kondisi pengisian air di markas komando BPBD juga diakuinya tidak selalu berfungsi baik. Sebab kerap rusak karena intake tersumbat lumpur, tapi masalah itu bisa diatasi oleh petugas dengan dibersihkan, atau opsi lain langsung mengambil air dari aliran sungai yang membelah Kabupaten Berau.

"Kalau ada hidran kita tidak perlu jauh-jauh isi ulang dan berdampak kepada api yang tidak kunjung padam," pungkasnya.

Salah satu pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas, Mansur, juga berharap agar hidran yang berada di pasar bisa diperbaiki. Sebab keberadaannya sangat vital. Apalagi pasar merupakan salah satu pusat perekonomian masyarakat, yang sangat membutuhkan alat pengamanan dari segala macam potensi bencana. “Kita tidak minta-minta, tapi lebih baik mengantisipasi daripada menunggu terjadi kebakaran baru dilakukan pembenahan,” katanya.

Dia berharap, Pemkab Berau bisa memprioritaskan perbaikan seluruh hidran yang telah terpasang, agar upaya penanggulangan bencana kebakaran bisa lebih maksimal. “Semoga secepatnya diperbaiki,” pungkas dia. (hmd/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X