TANJUNG REDEB – Selain masih menunggu rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Kementerian Perhubungan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda, menyebut belum dimulainya perbaikan Jembatan Sambaliung, juga karena masih menunggu kesiapan armada LCT, yang akan digunakan untuk menyeberangkan kendaraan dan orang di jalur alternatif.
Ditegaskannya, pihaknya sudah siap 100 persen untuk memulai perbaikan jembatan tersebut. Walau waktu pengerjaan hanya tersisa sekitar dua bulan saja. Namun masih menunggu rekomendasi dan LCT. Disebutnya, untuk penyediaan kapal penyeberangan, menjadi kewenangan Pemkab Berau. Sehingga jika belum menyiapkan armada penyeberangan, pihaknya tidak berani melakukan penutupan jembatan untuk perbaikan. “Tinggal kapalnya, itu wewenang Pemda. Sederhana saja,” katanya melalui sambungan telepon, kemarin (1/11).
Dijelaskannya, meskipun kontrak kerja berakhir pada Desember nanti, Fitra memastikan akan tetap menyelesaikan perbaikan jembatan. Walau harus melewati waktu pekerjaan. Sebab justru lebih berisiko jika perbaikan jembatan tidak dituntaskan nantinya. Karena masyarakat yang menjadi penggunanya.
Diakuinya, kontrak kerja perbaikan jembatan memang tahun tunggal. Sehingga penyelesaiannya melewati tahun 2022, tentu pembayaran juga akan tertunda. Baru bisa dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Kaltim 2023 mendatang. “Dalam artian, kami utang dulu ke kontraktor. Sebenarnya tidak apa-apa melebihi waktu pengerjaan,” bebernya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK yang ditemui di kediamannya mengatakan, dirinya sudah sejak jauh hari meminta Pemkab Berau serius mendukung perbaikan Jembatan Sambaliung. Karena jembatan tersebut merupakan akses utama, yang akan berpengaruh pada perekonomian masyarakat. “Begitu sudah disahkan anggaran. Agustus saya datang ke sini (Berau, red). Saya sudah bagi tanggung jawab, bagian darat provinsi dan sungai untuk kabupaten,” katanya.
Alasan Makmur datang pada Agustus lalu, untuk memastikan agar pengerjaan sesuai dengan target kontrak kerja, yakni Desember nanti. Namun hingga awal November, belum ada tanda-tanda jembatan akan diperbaiki. “Kenyataannya tidak jalan. Saya tidak habis pikir juga,” tegasnya.
“Ini kesalahan kita bersama. Saya tidak mau sebut kesalahan siapa. Introspeksi diri saja,” tuturnya.
Mantan bupati Berau dua periode ini menambahkan, Pemkab Berau diminta aktif untuk memperlancar pekerjaan ini. “Pemkab saya minta serius. Jangan tunggu momen politik. Pemkab harus pro aktif,” tutupnya.
Sebelumnya, Aji Muhammad Fitra Firnanda, mengakui rencana perbaikan Jembatan Sambaliung molor terlalu lama. Bahkan hingga masuk November, perbaikannya belum bisa dikerjakan.
Dijelaskannya, dengan waktu yang tersisa hingga Desember nanti, tentu tidak akan cukup. Tapi di satu sisi, dermaga penyeberangan yang disiapkan sebagai jalur alternatif untuk menyeberangkan kendaraan dan orang, sudah selesai dikerjakan. “Terkait pengoperasian LCT, itu ranahnya pemkab. Yang jelas jika sudah ada rekomendasi, kami siap eksekusi,” paparnya.
Ia menegaskan, jika rekomendasi dari Ditjen Hubla tidak diterima, pihaknya tidak berani melakukan penutupan Jembatan Sambaliung. “Jika seandainya minggu depan sudah keluar rekom. Langsung kami tutup. Dan akan tetap dikerjakan, meskipun telah lewat,” bebernya.
Diakuinya, waktu pekerjaan memang tidak memungkinkan diselesaikan sesuai kontrak hingga akhir Desember nanti. Namun menurutnya, kemungkinan waktu pekerjaan akan ditambah.
“Paling lama lima bulan pengerjaan selesai,” pungkasnya. (hmd/udi)
