TANJUNG REDEB – Masyarakat Kampung Tabalar Muara, Kecamatan Tabalar mengeluhkan sulitnya mendapat benih jagung. Kondisi ini pun menurut mereka berdampak pada hasil panen.
Jakaria, salah seorang warga Kampung Tabalar Muara mengaku sulit untuk mendapatkan benih jagung. Apalagi menjelang tahun baru, di mana jagung paling banyak dicari masyarakat.
“Tahun ini memang belum ada bantuan benih, tidak tahu kenapa,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Junaidi mengakui, tahun ini Kaltim tidak mendapat alokasi berlebih bantuan benih jagung dari Pemerintah Pusat.
Sehingga berdampak pada sektor pertanian jagung di Berau, pasalnya hasil panen jagung dipastikan akan menurun. Padahal menurut Junaidi, para petani jagung di Berau sangat membutuhkan benih jagung.
“Tahun ini memang tidak ada bantuan benih jagung dari Kaltim,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pada tahun ini sekitar 1.460 hektare lahan jagung di Berau mendapat bantuan benih dari Pemerintah Pusat. Jumlah itu menurun dibandingkan tahun 2021 lalu, yakni 11.550 hektare.
“Memang jauh menurun, dan memang kami tidak bisa apa-apa,” ucapnya.
Karena itu, pihaknya telah mengupayakan pengadaan benih jagung melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan dan sudah dalam proses.
Ia melanjutkan, kemungkinan sebelum akhir bulan November sudah bisa diserahkan kepada para petani.
“Kami upayakan secepatnya, saat ini sudah dalam proses,” tuturnya.
Lebih lanjut, untuk tahun ini, khusus Kecamatan Tabalar, mendapatkan alokasi sebanyak 246 hektare. “Iya ada berapa yang kami alokasikan memang,” katanya.
Selain itu juga ada kampung lain yang mendapatkan bantuan di antaranya, Batu Putih, Talisayan, Biatan, Tabalar, Sambaliung, Gunung Tabur, Teluk Bayur, Segah, Kelay dan juga Pulau Derawan.
“Memang tidak setiap kampung, karena memang bantuan tidak sebanyak 2021 lalu,” pungkasnya. (hmd/arp)