TANJUNG REDEB - Wakil Bupati Berau, Gamalis memiliki target agar Berau naik kelas sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA).
Diketahui, Berau saat ini berada di tingkat pertama atau pratama. Sehingga ia meminta Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Berau untuk memberikan pemahaman kepada para orangtua. Agar menekan kasus kekerasan pada anak.
"Seluruh masyarakat berperan aktif tentunya," ujarnya.
Gamalis menegaskan, peran para pengelola rumah ibadah sangat diperlukan. Sebisa mungkin suasana rumah ibadah tidak hanya nyaman bagi orang dewasa tapi, juga nyaman untuk anak-anak.
Bonus demografi merupakan tantangan bagi Kabupaten Berau untuk mempersiapkan anak-anak sebagai generasi emas Indonesia pada 2045.
"Oleh karena itu, Saya mengharapkan, anak-anak Indonesia khususnya anak-anak Berau menjadi generasi yang cerdas, berakhlak, bermoral, dan berbudi pekerti yang luhur. Tentunya tidak dapat dilepaskan dari suasana rumah ibadah yang dikunjungi anak," paparnya.
Gamalis meminta predikat KLA pada tahun 2023 bisa ditingkatkan dengan mengajak para orangtua, forum anak, DPPKBP3A dan seluruh stakeholder terkait untuk bersinergi dan bersatu.
Melalui program Rira pihaknya optimistis predikat KLA di Kabupaten Berau bisa meningkat tahun depan.
"Kami sangat membutuhkan dukungan dan bantuan seluruh pihak khususnya bagi pengelola rumah ibadah untuk mengimplementasikan Rira di Berau," urainya.
Sementara itu, Kepala DPPKBP3A, Rabiatul Islamiah menambahkan, ada 24 indikator KLA yang harus ditempuh agar predikat Kabupaten Berau bisa naik tingkat menjadi madya.
Adapun saat ini telah sampai pada indikator ke-20. Pihaknya bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Tanjung Redeb, untuk menghubungkan atau berkomunikasi dengan semua pengelola rumah ibadah yang ada di 4 Kecamatan terdekat di Kabupaten Berau.
"Tentunya itu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan pemenuhan hak anak (PHA) dan perlindungan khusus anak di Kabupaten Berau," tutupnya. (hmd/arp)
