DPRD Soroti Abrasi Maratua

- Selasa, 8 November 2022 | 01:56 WIB
MULAI TERKIKIS: Aparat Kampung Payung-Payung menunjukkan kawasan pantai yang terus terkikis abrasi.
MULAI TERKIKIS: Aparat Kampung Payung-Payung menunjukkan kawasan pantai yang terus terkikis abrasi.

TANJUNG REDEB – Selain Bupati Berau Sri Juniarsih, Wakil Ketua DPRD Berau Syarifatul Syadiah, juga menyoroti abrasi yang terjadi di Pulau Maratua dan Pulau Derawan.

Dijelaskan Syarifatul, hal tersebut perlu penanganan sangat serius. Pasalnya, kedua pulau itu adalah objek wisata unggulan yang dimiliki Bumi Batiwakkal - sebutan Kabupaten Berau. “Harus ada penanganan yang serius dalam menekan pengikisan di tepi pantai,” ujarnya kepada awak media, belum lama ini.

Menurut Sekretaris DPD Partai Golkar Berau itu, pihaknya telah menyampaikan kondisi abrasi di Berau, kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan V Tanjung Selor. “Berbagai upaya koordinasi ke pihak terkait telah dilakukan untuk penanganan abrasi ini,” katanya.

Dia juga menjelaskan, pihak legislatif dan eksekutif sudah berupaya bersama dalam mengatasi permasalahan abrasi. Hal itu memang menjadi fokus untuk melindungi keberadaan pulau-pulau wisata unggulan tersebut. Namun persoalan lain yang diterima, tidak kunjung tercapainya upaya penanganan lantaran terkendala regulasi. Sebab penanganan di kawasan pulau bukan wewenang Pemkab Berau. “Ini adalah aset daerah. Sehingga kita semua menginginkan agar kawasan tersebut jangan sampai rusak,” sambungnya.

Menurut Sari – sapaan akrabnya, dari informasi yang dia terima, setiap tahun secara alamiah pasir-pasir yang ada di pulau mengalami pergeseran. Sehingga ditakutkan jika abrasi yang terjadi, khususnya di Kampung Payung-Payung, Maratua, dapat merusak permukiman masyarakat yang berada di daerah bibir pantai. “Ini kan sangat disayangkan, mengingat sejumlah fasilitas yang telah dibangun justru tenggelam di bawah permukaan air laut,” katanya.

“Salah satu opsi pencegahannya, dengan membangun pemecah ombak di sepanjang bibir pantai untuk mencegah terjadinya abrasi,” sambungnya.

Sebelumnya, Bupati Berau Sri Juniarsih menjelaskan, Pemkab Berau bisa saja memasang bronjong di lokasi yang berpotensi mengalami abrasi. Namun harus dikoordinasikan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau.

Terlebih abrasi cukup berbahaya dalam keberlangsungan pariwisata di Berau, khususnya di Pulau Maratua dan Derawan. “Saya juga belum mendapatkan data wilayah mana saja yang terjadi abrasi atau berpotensi abrasi. Nanti akan saya tekankan lagi baik ke camat hingga kepala kampungnya,” tegas dia.

Di tempat yang sama, Camat Maratua Ariyanto mengungkapkan, di Kampung Payung-Payung sudah ada lokasi abrasi sejak beberapa tahun lalu. Pihaknya juga sudah mengusulkan memasang bronjong untuk menekan abrasi.

“Tetapi memakai bronjong juga dianggap masih kurang efektif untuk mengatasi abrasi tersebut,” katanya. “Sejauh ini hanya Kampung Payung-Payung, tetapi kita juga akan terus memantau dan mencari solusi agar abrasi tersebut tidak terjadi di kampung lain,” sambungnya. (aky/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X