Pemenuhan moda transportasi yang representatif, jadi salah satu faktor penunjang pariwisata. Di Bumi Batiwakkal, moda transportasi air dianggap masih kurang. Untuk memenuhi kebutuhan kunjungan wisatawan, khususnya menuju Pulau Derawan.
PEMENUHAN moda transportasi air, harus seimbang dengan jumlah kunjungan wisatawan.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Berau Andi Marewangeng melalui Kepala UPT Dermaga Derawan, Suprapto, jumlah speedboat yang melayani penyeberangan dari Tanjung Batu ke Pulau Derawan hanya sekitar 60 unit.
Jumlah unit speedboat tersebut, kebanyakan yang berukuran kecil. Dengan kapasitas empat penumpang. Disebutnya, memang ada juga speedboat berukuran lebih besar, dengan kapasitas 12 penumpang dan 20 penumpang. Namun jumlahnya tidak banyak. Dan lebih banyak, memilih melayani pelayaran dari Tanjung Redeb langsung ke Pulau Maratua.
Dijelaskannya, ketika memasuki hari-hari besar, kekurangan unit speedboat sangat terasa. Karena wisatawan yang berkunjung mencapai ribuan. Jumlahnya tentu tak seimbang. Sehingga secara analisa jumlah speedboat sangat kurang. “Untungnya jedanya itu tidak lama. Karena jarak tempuh antara Tanjung Batu ke Derawan kurang lebih 20 menit," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (9/11).
Selain minimnya armada speedboat, saat musim liburan hari-hari besar, jumlah resor di Pulau Derawan juga terasa berkurang. Karena tak sedikit wisatawan yang harus menginap di homestay atau rumah warga. “Malah ada yang pasang tenda sendiri. Itu karena tidak tercukupinya penginapan yang ada. Hal-hal itu yang biasa terjadi ketika di hari-hari besar dan pasti sangat membludak sampai ribuan yang berkunjung ke Derawan," terangnya.
Keberadaan tempat parkir di dermaga Tanjung Batu juga disebutnya perlu perluasan. Karena jika musim puncak kunjungan wisatawan, maka lapangan sepak bola dan halaman masjid di Tanjung Batu, juga dimanfaatkan sebagai lahan parkir kendaraan. “Sehingga pada dasarnya, terkait masalah transportasi speedboat ini masih kurang. Penginapannya juga kurang. Hingga area parkir juga kurang,” ungkap dia.
Namun untuk memenuhi kekurangannya, pihaknya hanya bisa mendorong para pengusaha speedboat untuk menambah armadanya. Sebab transportasi air yang melayani penyeberangan ke objek wisata, sepenuhnya dijalankan masyarakat. Begitu juga soal penginapan, pemerintah tidak menyediakan layanan fasilitas tersebut.
Belum lagi, lanjut dia, ketika ada armada speedboat yang sudah termakan usia. Pihaknya hanya bisa meminta kepada pemiliknya untuk melakukan peremajaan.
“Kami akan berkooridnasi dengan asosiasi pengusaha speedboat di Tanjung Batu dan Derawan, untuk didorong agar bisa mengganti dan menambah armadanya," katanya.
Di sisi lain, pihaknya pun mulai memikirkan untuk mengadakan armada speedboat milik dan dikelola langsung oleh pemerintah. Guna menambah ketersediaan speedboat dan meningkatkan fasilitas penunjang pariwisata. "Sejauh ini memang belum ada. Dishub pun siap jika usulan pengadaan speed ke pemerintah. Tapi ke depan hal itu tak menutup kemungkinan akan kita programkan," ungkapnya. (mar/udi)
