Soal Penambahan Maskapai yang Terbang ke Kalimarau, Pemkab Belum Bersurat 

- Senin, 21 November 2022 | 13:31 WIB
TUNGGAL: Maskapai Sriwijaya Air masih menunggu surat dari Pemkab Berau sebagai bentuk tindak lanjut untuk membuka penerbangan di Bandara Kalimarau. 
TUNGGAL: Maskapai Sriwijaya Air masih menunggu surat dari Pemkab Berau sebagai bentuk tindak lanjut untuk membuka penerbangan di Bandara Kalimarau. 

TANJUNG REDEB - Ketua DPRD Berau Madri Pani kembali mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk bersurat ke Kementerian Perhubungan, agar bisa mendatangkan maskapai penerbangan.
 
Menurut Madri, seharusnya Pemkab bisa peka dan memanfaatkan momen untuk menarik maskapai penerbangan ke Berau. Seperti momen natal dan tahun baru, termasuk ajang multi event Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) yang saat ini dilaksanakan di Berau. Disebutnya, salah satu maskapai penerbangan yakni Sriwijaya Air membeli tujuh pesawat. Satu unit rencana mau digiring ke Berau tetapi surat yang ditunggu-tunggu oleh pihak maskapai tersebut tidak kunjung diterima dari Pemkab. 
 
"Dari 7 unit pesawat ini, 1 diantaranya mau digiring ke Berau. Tapi menunggu surat sampai tanggal 13-14, pemda tak ada mengirim surat. Bahkan sudah diberi contoh, tinggal kasih kop, tanda tangan, jadi itu surat. Sriwijaya ini sudah siap," ujar Madri, kemarin (20/11) saat ditemui di sela kegiatannya. 
 
Menurut Madri, setiap dirinya memberikan masukan, terkesan dianggap menyerang pemerintah. Padahal ditegaskannya, legislatif dalam hal ini sebagai kontrolnya pemerintah. Di mana wajib mengevaluasi kinerja yang tidak berpihak kepada masyarakat masyarakat. 
 
"Untuk melayani secara maksimal. Apa kepentingan masyarakat. Contoh sekarang, tiket pesawat masih mahal. Orang mau cuti tidak jadi, anak sekolah mau libur tidak berani pulang, belum lagi masalah-masalah kesehatan orang sakit mau dirujuk ke luar daerah, ekonomi masyarakat juga pasti berpengaruh," bebernya. 
 
Andai ada berbadan besar masuk ke Berau, kata Madri, hasil tambang dan segala macam bisa lewat kargo. Termasuk sparepart-sparepart perusahaan bisa secepatnya untuk datang melalui pesawat besar. Tentu saja perputaran ekonomi menjadi luar biasa. Perhotelan juga akan menggeliat. Ketika okupansi perhotelan meningkat secara signifikan, pendapatan hasil daerah juga pasti meningkat. Rumah makan dan UMKM juga terkena dampak positifnya.
 
"Hal-hal seperti itu yang kita harapkan. Kita ini kalah dengan Kaltara, dulu hanya ikut kita terbang naik pesawat. Sekarang Super Air Jet bisa didatangkan di sana," ungkapnya. 
 
Madri menilai, ketika memang ada keinginan untuk membantu masyarakat pasti ada jalan bagi pemerintah untuk mencarikan solusi terbaiknya. 
 
"Saya tidak mau menyalahkan pemerintah. Ini sebagai evaluasi saja. Bahwa saya berbicara bukan ada kebencian atau apapun, tetapi saya berbicara hanya untuk kepentingan masyarakat. Bukan untuk pencitraan semata," tutupnya.
 
Sebelumnya, Bupati Berau Sri Juniarsih terus berupaya mencari cara agar harga tiket pesawat dari dan ke Bandara Kalimarau dapat turun. Dirinya memberi arahan kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Berau untuk melaporkan persoalan tersebut ke Kementerian Perhubungan.
 
Menindaklanjuti arahan bupati Berau, Kepala Dishub Berau, Andi Marawangeng, menegaskan setelah menyampaikan laporan tingginya harga tiket dan masih terbatasnya penerbangan ke Berau, langsung menjadi perhatian Kemenhub. Pasalnya saat dilakukan perhitungan bersama harga tertinggi diperkirakan berkisar Rp 1,6 juta, sementara saat ini harga tiket ke Berau dengan pesawat jenis ATR, bisa tembus hingga Rp 1,8 juta.
 
“Kami bertemu ibu Sarbani, kepala sub unit PPTAU DAU (Pembinaan, Pengusahaan dan Tarif Angkutan Udara) Direktorat Angkutan Udara. Kemenhub menyampaikan akan menindaklanjuti dan mengevaluasi terkait tarif penerbangan ke Berau ini,” katanya. (mar/udi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X