SAMARINDA - Sejauh ini perkebunan kelapa sawit masih menjadi primadona di Provinsi Kaltim, pemerintah sendiri telah menggalakkan usaha ini sejak beberapa tahun terakhir. Setiap tahun jumlah luasan komoditas itu terus meningkat. Bahkan, kalau dulu usaha tersebut banyak dikuasai oleh investor Malaysia, kini masyarakat pun banyak yang memulai merintis.
Padahal menurut Wakil Ketua DPRD Kaltim Andi Faisal Assegaf, komoditas tersebut telah banyak ditinggalkan oleh daerah lain karena harga TBS yang fluktuatif dan cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut berbeda jika dibandingkan dengan tanaman lain seperti karet.
Padahal, Kaltim sendiri melalui Kabupaten Paser, Kutim, Kukar, dan Kubar serta daerah lainnya sangat cocok jika mengembangkan perkebunan karet. “Daerah lain sudah banyak komitmennya untuk mengembangkan tanaman jenis karet dengan didukung program yang terukur," sebut Andi.
Menurutnya, menjamurnya kelapa sawit di daerah juga harus diimbangi dengan jenis tanaman produksi lain sehingga petani dan masyarakat tidak ketergantungan. Ini penting dalam rangka mencari peluang potensi ekonomi baru guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Oleh sebab itu, pemerintah daerah diminta untuk mengatur ulang program-program pengembangan perkebunan, dan mulai memikirkan peluang pengembangan perkebunan karet tanpa mengenyampingkan program pelaksanaan perkebunan sawit yang telah berjalan.
Dewan siap mendukung dari sisi anggaran kalau pemerintah mengujukan usulan pengembangan perkebunan karet, kerena pada prinsipnya bagaimana para petani kita mampu meningkatkan kesejahteraannya dan mampu bersaing dengan daerah lainnya, tegasnya. (adv/dprdkaltim/sam)
