Perlindungan Mangrove yang Sejalan dengan Peningkatan Perekonomian

- Jumat, 9 Desember 2022 | 07:00 WIB
JAGA LINGKUNGAN: Mahasiswa Teknik Lingkungan UM Berau, saat studi lapangan mikrobiologi lingkungan, di area budidaya perikanan Kampung Pegat Batumbuk, Pulau Derawan, beberapa waktu lalu.
JAGA LINGKUNGAN: Mahasiswa Teknik Lingkungan UM Berau, saat studi lapangan mikrobiologi lingkungan, di area budidaya perikanan Kampung Pegat Batumbuk, Pulau Derawan, beberapa waktu lalu.

Pelestarian mangrove diperlukan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem laut. Selain itu dengan adanya hutan mangrove, dapat mencegah terjadinya bencana saat ada gelombang pasang air laut.

 

MAHASISWA Universitas Muhammadiyah (UM) Berau yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan, melakukan kegiatan ekskursi dan studi lapangan mikrobiologi lingkungan, di area budidaya perikanan Kampung Pegat Batumbuk, Pulau Derawan, beberapa waktu lalu.

Kegiatan diikuti oleh 19 mahasiswa. Menurut Riska Aldayanti, kegiatan ini sangat menarik. Sebab memberikan wawasan baru terhadap mahasiswa terkait siklus hidrologis dan karakteristik biofisik ekosistem mangrove, yang nota bene Berau merupakan kabupaten dengan luas mangrove terluas di Kalimantan Timur.

“Kami tidak hanya membayangkan apa yang dijelaskan oleh pemateri, tetapi kami juga diajak berkeliling dan melihat langsung bagaimana ekosistem mangrove itu bekerja,” kata Riska, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan UM Berau.

Pada kegiatan tersebut, mahasiswa juga mengunjungi tambak dengan pendekatan Shrimp-Carbon Aquaculture (Secure) dikelola oleh LEMSA bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Berau.

Menurut Mukmin selaku Direktur LEMSA, kunjungan mahasiswa ke tambak Secure di Pegat Batumbuk, merupakan sinyalemen positif dari anak-anak muda Berau untuk menginisiasi perlindungan mangrove, baik melalui kegiatan kampanye maupun studi atau riset terkait kawasan mangrove di Berau.

Pada kegiatan tersebut, Yitno dan Andi Trisnawati yang mewakili YKAN, menjelaskan kepada mahasiswa bahwa tambak Secure merupakan salah satu upaya untuk melindungi mangrove dari pembabatan yang masif, tetapi dengan tetap mempertimbangkan faktor ekonomi masyarakat setempat yang menggantungkan hidup dari kegiatan budidaya tambak.

Ditambahkan Sufriady Syam, dosen pembina dan pendamping mahasiswa Teknik Lingkungan UM Berau, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, ekosistem mangrove adalah entitas yang terbatas namun sangat penting untuk dilindungi. Sebab memberikan banyak manfaat ekologis maupun ekonomi bagi masyarakat jika dikelola dengan baik.

“Bisa dibayangkan jika terjadi tsunami dan tidak ada mangrove yang berada pada baris terdepan daratan kita, daya rusaknya akan sangat parah dibandingkan jika ada kawasan mangrove yang masih terjaga,” jelasnya.

Sebagai ilustrasi, lanjut dia, kawasan mangrove yang baik akan mampu meredam kekuatan tsunami hingga 10 kali lipat. Jika laju tsunami ke daratan tanpa kawasan mangrove adalah 6 kilometer, maka dengan kawasan mangrove daya tsunami dapat teredam menjadi 600 meter saja.

Selain itu, kawasan mangrove juga mampu mereduksi limbah secara alami di perairan. “Serta berfungsi sebagai sedimen trap agar tidak terbawa arus sungai menuju laut yang akhirnya mematikan terumbu karang,” tambah Sufriady Syam.

Sementara Tiara, salah satu peserta kegiatan, menyebutkan kegiatan seperti ini sebaiknya lebih sering dilakukan, dan para pihak agar lebih banyak terlibat dan mendukung isu-isu terkait mangrove. Sebab mangrove memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan manusia, khususnya yang bermukim di wilayah pesisir. (*/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X