MANAGED BY:
KAMIS
30 MARET
UTAMA | SANGGAM | PEMERINTAHAN | PARLEMENTARIA | EKONOMI | ALL SPORT | KALTIM | KOMBIS

EKONOMI

Rabu, 21 Desember 2022 14:44
Maratua Masih Rawan Pangan
RAWAN PANGAN: Meski menjadi salah satu wilayah objek wisata unggulan, Pulau Maratua saat ini masih tergolong wilayah rawan pangan di Kabupaten Berau.

MARATUA – Kecamatan Maratua merupakan kawasan rawan pangan yang ada di Kabupaten Berau. Karena terdapat sejumlah indikator yang membuat pulau terluar ini tergolong rawan pangan. 

Menurut Kepala Dinas Pangan Berau, Rahmadi Pasarakan, salah satu indikator yang mempengaruhi penilaian tersebut yakni rasio luas lahan baku sawah terhadap luas lahan. Jumlah sarana prasarana ekonomi terhadap jumlah rumah tangga. Akses penghubung yang kurang memadai, dan rasio jumlah penduduk dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.  

“Memang betul ada beberapa indikator yang mempengaruhi rawan pangan, terutama Maratua itu kan pulau terluar ya di Berau. Tetap kita ketahui juga bahwa Pulau Maratua juga memiliki keindahan sendiri,” ujarnya kepada awak media kemarin (20/12).

Pihaknya sejauh ini telah mengusulkan penanganan ketahanan pangan sebagai sumber pangan keluarga, dengan membuat kegiatan kelompok rumah pangan lestari. 

“Pengembangan pangan lestari dengan cara membentuk kelompok wanita tani. Dan di Maratua memang belum ada yang membuat kelompok itu,” katanya.

Caranya, kata dia, dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan untuk bercocok tanam. Fokusnya pada tanaman alternatif selain beras. Untuk pemenuhan gizi keluarga. 

“Jadi bisa menanam sayuran atau tanaman hidroponik. Dan itu cukup mudah asalkan ada kemauan kami siap membimbing,” jelasnya.

Pihaknya telah bekerja sama dengan Musyawarah Kecamatan (Muspika) setempat, untuk bersama-sama menghidupkan ketahanan pangan di Pulau Maratua. Dengan memberikan arahan kepada masyarakat, supaya membentuk kelompok wanita tani. 

“Apalagi di sana (Pulau Maratua, red) daerah wisata. Akan sangat bagus kalau bisa mengembangkan pekarangan pangan lestari. Bisa menjadi daya tarik baru,” jelasnya.

“Perkembangan wisata di sana sudah sangat bagus, sayang kalau tidak didukung ketahanan pangan yang cukup. Karena bukan daerah penghasil, jadi beras masih bergantung dengan daerah lain,” tandasnya. (aky/arp) 


BACA JUGA

Minggu, 26 Maret 2023 11:59

Sempat Jadi Primadona, Kini Komoditas Kakao Kehilangan Hampir 1.500 Hektare Lahan

TANJUNG REDEB –  Selain sektor kepala sawit yang saat ini…

Kamis, 23 Maret 2023 18:43

Koperasi TKBM Pelabuhan Tanjung Batu Laksanakan RAT, Capai Omzet Rp 9 Miliar

PULAU DERAWAN – Koperasi TKBM Pelabuhan Tanjung Batu telah melaksanakan…

Senin, 20 Maret 2023 00:53

Perlu Sidak di Lapangan

TANJUNG REDEB – Jelang Bulan Suci Ramadan yang kurang dari…

Senin, 20 Maret 2023 00:52

Harga Cabai Lokal Sudah Meroket

HARGA cabai di Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) mencapai Rp…

Kamis, 16 Maret 2023 15:32

Marak Gadai Emas jelang Ramadan

TANJUNG REDEB - Jelang memasuki bulan Ramadan, terjadi peningkatan pengajuan…

Selasa, 14 Maret 2023 07:01

Stok Minyak Goreng Bertambah

TANJUNG REDEB – Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau…

Senin, 13 Maret 2023 14:56

Bantuan Benih untuk 560 Hektare

TANJUNG REDEB – Bantuan benih jagung bagi petani sempat terhenti…

Kamis, 09 Maret 2023 08:40

Harus Duduk Bersama Dulu

TANJUNG REDEB – Rencana pemanfaatan cangkang sawit sebagai bahan bakar…

Minggu, 05 Maret 2023 07:16

Alih Fungsi Lahan Pertanian

TANJUNG REDEB – Selain sektor batu bara, perkebunan kelapa sawit…

Minggu, 05 Maret 2023 06:53

56 Hektare Padi Gagal Panen

TELUK BAYUR – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau,…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers