Maratua Masih Rawan Pangan

- Rabu, 21 Desember 2022 | 14:44 WIB
RAWAN PANGAN: Meski menjadi salah satu wilayah objek wisata unggulan, Pulau Maratua saat ini masih tergolong wilayah rawan pangan di Kabupaten Berau.
RAWAN PANGAN: Meski menjadi salah satu wilayah objek wisata unggulan, Pulau Maratua saat ini masih tergolong wilayah rawan pangan di Kabupaten Berau.

MARATUA – Kecamatan Maratua merupakan kawasan rawan pangan yang ada di Kabupaten Berau. Karena terdapat sejumlah indikator yang membuat pulau terluar ini tergolong rawan pangan. 

Menurut Kepala Dinas Pangan Berau, Rahmadi Pasarakan, salah satu indikator yang mempengaruhi penilaian tersebut yakni rasio luas lahan baku sawah terhadap luas lahan. Jumlah sarana prasarana ekonomi terhadap jumlah rumah tangga. Akses penghubung yang kurang memadai, dan rasio jumlah penduduk dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.  

“Memang betul ada beberapa indikator yang mempengaruhi rawan pangan, terutama Maratua itu kan pulau terluar ya di Berau. Tetap kita ketahui juga bahwa Pulau Maratua juga memiliki keindahan sendiri,” ujarnya kepada awak media kemarin (20/12).

Pihaknya sejauh ini telah mengusulkan penanganan ketahanan pangan sebagai sumber pangan keluarga, dengan membuat kegiatan kelompok rumah pangan lestari. 

“Pengembangan pangan lestari dengan cara membentuk kelompok wanita tani. Dan di Maratua memang belum ada yang membuat kelompok itu,” katanya.

Caranya, kata dia, dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan untuk bercocok tanam. Fokusnya pada tanaman alternatif selain beras. Untuk pemenuhan gizi keluarga. 

“Jadi bisa menanam sayuran atau tanaman hidroponik. Dan itu cukup mudah asalkan ada kemauan kami siap membimbing,” jelasnya.

Pihaknya telah bekerja sama dengan Musyawarah Kecamatan (Muspika) setempat, untuk bersama-sama menghidupkan ketahanan pangan di Pulau Maratua. Dengan memberikan arahan kepada masyarakat, supaya membentuk kelompok wanita tani. 

“Apalagi di sana (Pulau Maratua, red) daerah wisata. Akan sangat bagus kalau bisa mengembangkan pekarangan pangan lestari. Bisa menjadi daya tarik baru,” jelasnya.

“Perkembangan wisata di sana sudah sangat bagus, sayang kalau tidak didukung ketahanan pangan yang cukup. Karena bukan daerah penghasil, jadi beras masih bergantung dengan daerah lain,” tandasnya. (aky/arp) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X