MANAGED BY:
KAMIS
30 MARET
UTAMA | SANGGAM | PEMERINTAHAN | PARLEMENTARIA | EKONOMI | ALL SPORT | KALTIM | KOMBIS

EKONOMI

Jumat, 23 Desember 2022 14:50
Pemerintah Segera Atur Standar Harga TBS
AGAR STABIL: Disbun Berau akan membuat standar maksimal dan minimal pada pembelian harga tandan buah segar (TBS).

TANJUNG REDEB - Dinas Perkebunan (Disbun) Berau akan membuat standar maksimal dan minimal pada pembelian harga  tandan buah segar (TBS), karena di tingkat petani sawit mandiri saat ini harganya fluktuatif.

Kepala Disbun Berau, Lita Handini, mengungkapkan, harga TBS petani mandiri saat ini berkisar Rp 1.600-1.900 per kilogram (kg). Sementara harga yang ditetapkan pemerintah Rp 2.300 per kg.

“Sebenarnya harga TBS petani mandiri kalau dibilang anjlok tidak juga. Namun itu tidak mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya, kemarin (22/12).

Menurutnya, harga tersebut berdasarkan perjanjian pemilik TBS dengan pabrik kelapa sawit (PKS), sehingga harga pasar yang bermain. Kendati begitu, pihaknya selalu mengimbau agar PKS bisa membeli mendekati dengan harga yang ditetapkan pemerintah.

“Kalau tidak bisa, paling tidak mendekati dan bisa memberi keuntungan kepada petani. Harga Rp 2.000-2.100 per kg itu sudah aman,” tegasnya.

Ke depan, tambahnya, Disbun berencana membuat standar harga minimal dan maksimal bagi PKS dalam membeli TBS petani sawit mandiri. Saat ini, setiap pabrik memiliki harga yang berbeda-beda. Bahkan, ada keluhan bahwa setiap dua pekan sekali harga tersebut berubah.

“Jadi itu menjadi pekerjaan rumah kami, mencoba membuat standar. Bagi petani yang sudah bermitra, PKS wajib mengikuti harga yang telah ditetapkan pemerintah,” terangnya.

Dijelaskannya, salah satu yang memengaruhi harga TBS petani mandiri fluktuatif adalah kualitas TBS itu sendiri. Potongan kualitas sawit yang seharusnya hanya 3 persen ternyata di Berau bisa mencapai 5 persen. Persentase tersebut bergantung pihak PKS yang memiliki kriteria tersendiri.

“Ada petani yang menanam dengan bibit yang tidak berkualitas yang memengaruhi buah. Belum lagi petani juga tidak melakukan pemupukan. Karena sawit itu boros pupuk,” paparnya. Jika sawit dipupuk dengan baik, maka hasilnya akan baik juga, yang akhirnya membuat gradingnya menjadi tinggi dan bisa memengaruhi harga. “Hanya saja soal pupuk ini, petani sawit yang sudah mandiri melakukan pengembangan, tidak mendapatkan bantuan pupuk dan bibit dari pemerintah daerah,” ungkapnya. (mar/sam)


BACA JUGA

Minggu, 26 Maret 2023 11:59

Sempat Jadi Primadona, Kini Komoditas Kakao Kehilangan Hampir 1.500 Hektare Lahan

TANJUNG REDEB –  Selain sektor kepala sawit yang saat ini…

Kamis, 23 Maret 2023 18:43

Koperasi TKBM Pelabuhan Tanjung Batu Laksanakan RAT, Capai Omzet Rp 9 Miliar

PULAU DERAWAN – Koperasi TKBM Pelabuhan Tanjung Batu telah melaksanakan…

Senin, 20 Maret 2023 00:53

Perlu Sidak di Lapangan

TANJUNG REDEB – Jelang Bulan Suci Ramadan yang kurang dari…

Senin, 20 Maret 2023 00:52

Harga Cabai Lokal Sudah Meroket

HARGA cabai di Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) mencapai Rp…

Kamis, 16 Maret 2023 15:32

Marak Gadai Emas jelang Ramadan

TANJUNG REDEB - Jelang memasuki bulan Ramadan, terjadi peningkatan pengajuan…

Selasa, 14 Maret 2023 07:01

Stok Minyak Goreng Bertambah

TANJUNG REDEB – Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau…

Senin, 13 Maret 2023 14:56

Bantuan Benih untuk 560 Hektare

TANJUNG REDEB – Bantuan benih jagung bagi petani sempat terhenti…

Kamis, 09 Maret 2023 08:40

Harus Duduk Bersama Dulu

TANJUNG REDEB – Rencana pemanfaatan cangkang sawit sebagai bahan bakar…

Minggu, 05 Maret 2023 07:16

Alih Fungsi Lahan Pertanian

TANJUNG REDEB – Selain sektor batu bara, perkebunan kelapa sawit…

Minggu, 05 Maret 2023 06:53

56 Hektare Padi Gagal Panen

TELUK BAYUR – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau,…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers