Pemkab Janjikan Rp 60 Juta

- Kamis, 29 Desember 2022 | 02:44 WIB
PEMUKULAN GONG: Bupati Berau Sri Juniarsih, memukul gong tanda dibukanya Festival Meja Panjang.
PEMUKULAN GONG: Bupati Berau Sri Juniarsih, memukul gong tanda dibukanya Festival Meja Panjang.

KELAY – Bupati Berau Sri Juniarsih membuka secara langsung Festival Meja Panjang di Kampung Merasa, Rabu (28/12).

Konsep tradisi Pesta Meja Panjang ini cukup sederhana namun penuh makna. Seluruh masyarakat di kampung ini menyajikan kuliner khasnya di atas meja yang telah tersedia di masing-masing stan. Warga dari masing-masing RT saling berkunjung ke stan lain secara bergantian untuk berkumpul dan makan bersama.

Pesta ini merupakan tradisi leluhur yang rutin setiap tahun. Tujuannya untuk mempererat jalinan persaudaraan antarsesama. Semua makanan yang disajikan bebas dimakan oleh siapa saja.

Melihat kebersamaan yang begitu erat itu, Bupati Berau Sri Juniarsih mengatakan bahwa festival ini wajib untuk terus dilestarikan.

“Ini menarik, bagaimana semangat warga Dayak bahu membahu dan memberikan sajian yang bisa dinikmati oleh ratusan wisatawan yang datang ke Merasa,” katanya.

Bahkan Sri Juniarsih berjanji, Pemkab Berau akan menggelontorkan anggaran cukup besar yakni Rp 60 juta untuk penyelenggaraan di tahun depan. Menurutnya, daya tarik dari festival tahunan ini bisa mendatangkan wisatawan, bahkan wisatawan asing. Terlebih di Merasa, tidak hanya bisa menyaksikan festival tersebut, tapi juga ada beberapa spot wisata yang bisa dikunjungi.

“Kenalkan melalui festival ini. Beri mereka peta atau denah, mana saja spot wisata yang ada di sini (Kecamatan Kelay, red),” bebernya.

Selain itu, dia juga berjanji akan melakukan pengaspalan jalan masuk ke kampung tersebut. Mengingat, akses masuk ke kampung tersebut kondisinya masih cukup memprihatinkan. “Kawasan KBNK akan segera diaspal. Untuk di KBK kami masih upayakan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Berau Madri Pani mengapresiasi apa yang dilakukan oleh warga Kampung Merasa, karena berhasil menyajikan berbagai macam menu yang bisa dinikmati siapa saja, tanpa memandang suku, agama, ras dan antargolongan. Hal ini menurutnya mencerminkan Bhineka Tunggal Ika di kampung wisata tersebut.

“Perbedaan bukan halangan, ini bukti bahwa kampung ini layak disebut kampung wisata,” jelas Madri Pani.

Dia menambahkan, festival ini memang sempat terhenti dua tahun akibat pandemi Covid-19, begitu kembali dilaksanakan, animo masyarakat yang datang sangat tinggi. “Jika bisa tahun depan, bisa lebih dikembangkan lagi,” pungkasnya. (hmd/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

30 Sekolah SD di PPU Jadi Sampel Survei Kemenkes

Selasa, 23 April 2024 | 15:09 WIB
X