Pertanyakan Anggaran Rp 880 M untuk Biaya Pembangunan Rumah Sakit Baru

- Senin, 2 Januari 2023 | 03:14 WIB
EKS INHUTANI: Di lokasi ini, Pemkab Berau akan membangun RSUD baru yang akan menelan anggaran ratusan miliar.
EKS INHUTANI: Di lokasi ini, Pemkab Berau akan membangun RSUD baru yang akan menelan anggaran ratusan miliar.

TANJUNG REDEB - Bupati Berau Sri Juniarsih telah menetapkan lokasi pembangunan rumah sakit baru di eks Inhutani, Jalan Prapatan, Tanjung Redeb. Ketua DPRD Berau Madri Pani yang dikonfirmasi pada Minggu (1/1) menuturkan, dengan review desain mencapai Rp 880 miliar, disebutnya tidak masuk akal. Bahkan bisa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau, sehingga mengabaikan sektor lain yang juga prioritas. Seperti pembangunan Jembatan Kelay III, maupun sektor ketahanan pangan, dan pendidikan.

Disebutnya, sesuai dengan Memorandum of Understanding (MoU) nomor 134 pada 22 November 2022 lalu, tentang Pelaksanaan Kegiatan Tahun Jamak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berau kebutuhan anggarannya sebesar Rp 300 miliar, menggunakan sistem Multi Years Contract (MYC).

"Dalam pembahasan anggaran tidak sampai segitu. Dalam MoU hanya Rp 300 miliar," tegasnya. Madri juga mempertanyakan mengenai masuknya wacana pembangunan homestay atau rumah singgah yang akan dibangun oleh Pemkab Berau.

"Urgensinya apa pembangunan homestay, urgensinya tidak ada," jelasnya. Disebutnya, lebih baik memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk berusaha di area pembangunan rumah sakit tersebut. "Pembangunan rumah sakit memang janji bupati. Tapi harus diperhatikan juga untuk sumber daya manusianya (SDM)," bebernya.

Dijelaskan politikus NasDem tersebut, dengan dibangunnya fasilitas rumah sakit yang mewah, alat kesehatan memadai, namun tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas dan kualitas SDM, dipastikan alat kesehatan yang ada akan mangkrak. "Perhatikan juga SDM, jangan terlalu euforia pembangunan," katanya.

Pembina Apdesi Berau itu mengatakan, terkait dengan usulan DPRD Berau mengenai pembangunan Jembatan Kelay III, juga harus diperhatikan. Mengingat hal itu berkaitan dengan hajat orang banyak. Selain itu, adanya Jembatan Kelay III diyakini bisa menjadi penopang perekonomian, pendidikan, maupun kesehatan bagi masyarakat. Khususnya jika Jembatan Sambaliung mengalami kerusakan.

"Memang pembangunan rumah sakit skala B, sudah menjadi impian masyarakat. Tapi apakah Berau sudah siap SDM-nya," jelasnya.

Diungkapkan Madri, dirinya banyak mendapat masukan dari tokoh masyarakat mengenai Jembatan Kelay III tersebut. Dan masyarakat juga banyak bertanya mengapa anggaran rumah sakit mencapai angka Rp 880 miliar. Sedangkan Jembatan Kelay III juga sudah lama diwacanakan, bahkan sudah diketuk, tapi belum terealisasi. "Sudah menjadi kesepakatan antara tim banggar dan TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) yang ada," katanya.

Madri menambahkan, apa yang menjadi masukan masyarakat tentu akan disuarakan. Diakuinya, amanah yang ia emban merupakan amanah dari masyarakat. "Saya menyampaikan amanat dari masyarakat. Saya duduk di DPRD juga berkat masyarakat. Saya menyadari ini suara masyarakat yang harus disuarakan," pungkasnya.

Sebelumnya, pelaksanaan penetapan lokasi pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) baru di eks lahan PT Inhutani, dipimpin Bupati Berau Sri Juniarsih, Kamis (29/12). Dalam penetapan tersebut, bupati menyebut kebutuhan peningkatan layanan kesehatan dengan penambahan rumah sakit memang sangat mendesak.

Dijelaskan bupati perempuan pertama di Bumi Batiwakkal ini, fokus pembangunan rumah sakit bukan tanpa alasan. Pasalnya, jumlah penduduk Berau terus bertambah. Ditambah lagi, Berau saat ini sebagai penyokong wisata untuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Tentu butuh rumah sakit yang lebih mumpuni,” katanya dalam acara penetapan lokasi. Dilanjutkannya, keberadaan RSUD dr Abdul Rivai dengan tipe C, dianggap masih kurang maksimal. Sehingga butuh tambahan rumah sakit yang lebih besar dengan peralatan yang lebih lengkap, dengan tipe yang lebih tinggi.

“Iya hari ini (Kamis lalu, red), kami sudah melakukan penetapan lokasi untuk pembangunan yakni di eks Inhutani,” bebernya. Dikatakannya, setelah tahap penetapan lokasi dilaksanakan, diyakini awal 2023 nanti tahapan lelang pembangunan juga sudah dilakukan. “Mudah-mudahan Januari sudah mulai lelang pembangunannya, doakan supaya hajat ini bisa berjalan lancar,” katanya.

Ditanya tipe RSUD baru yang akan dibangun, Sri Juniarsih menyebut pembangunannya dimulai sama dengan tipe RSUD dr Abdul Rivai saat ini. “Tipe C menuju tipe B,” ujarnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB
X