Banyak Ikan Dibawa Keluar Daerah

- Selasa, 10 Januari 2023 | 07:49 WIB
NELAYAN: Kapal nelayan di pesisir Berau bersandar usai melakukan penangkapan ikan di laut beberapa waktu lalu.
NELAYAN: Kapal nelayan di pesisir Berau bersandar usai melakukan penangkapan ikan di laut beberapa waktu lalu.

TANJUNG REDEB – Produksi perikanan mengalami peningkatan dan selaras dengan hasil tangkap ikan nelayan yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Kepala Dinas Perikanan Berau, Dahniar Ratnawati mengatakan, untuk periode Juni 2022 lalu produksi laut sebanyak  10.983,29 ton, produksi perairan umum daratan (PUD) sebanyak 811,87 ton, dan produksi budidaya sebanyak 1.201,80 ton.

Dibandingkan dengan tahun 2021 lalu, produksi laut sebanyak 21.779,62 ton per tahun, produksi PUD 2022 sebanyak 1.622,53 ton per tahun serta produksi budidaya 2021 sebanyak 2.380,24 ton.

Menurut Dahniar, jumlah tersebut belum keseluruhan karena belum direkap sepenuhnya. Hanya saja, ia memastikan produksi perikanan di Bumi Batiwakkal mengalami peningkatan lantaran berbagai faktor.

“Sebenarnya di luar yang tercatat, produksi perikanan jauh lebih besar. Karena tidak semua ikan yang ditangkap melalui pelabuhan,” ujarnya.

Adapun serapan ikan di Kabupaten Berau berkisar 3 hingga 4 ton per hari. Jumlah tersebut mampu memenuhi kebutuhan di daerah. Sementara, produksi bisa mencapai 15-20 ton. Hal itu lantaran banyak nelayan yang menjual ikan keluar daerah.

“Kami tidak bisa membatasi nelayan yang ingin menjual ikannya keluar. Karena perdagangan ikan ini terbuka, siapa saja boleh membeli,” jelasnya.

Yang menjadi masalah, saat ini banyak ikan yang tidak tercacat. Sehingga membuat pemerintah berencana menerapkan sistem logbook secara online. Setiap kapal yang berlayar, wajib melaporkan produksinya secara real time. Namun, itu berlaku bagi kapal besar saja, di atas 30 GT. 

“Agar semua ikan bisa tercatat. Mengingat laut itu luas dan pelabuhan di Berau juga terbatas. Apalagi nelayan cenderung menjual ikan di luar,” ucapnya.

Peningkatan produksi perikanan juga diikuti dengan konsumsi ikan per kapita setiap tahun, yakni 61,8 kilogram (Kg).

Diakuinya, penggemar ikan semakin banyak, baik ikan laut maupun budidaya. Kabupaten Berau saat ini masih masuk ke dalam kawasan industri. Pengembangan masih cukup tinggi karena masuk ke dalam wilayah hijau.

Meski begitu, tidak boleh terlena dengan melakukan penambahan armada. Karena proses pemulihan ikan membutuhkan waktu.

“Kalau digenjot terus kesempatan ikan untuk kembali pulih itu susah. Saat keran ekspor ditutup lantaran pandemi Covid-19, jumlah ikan di laut semakin banyak dan ukurannya menjadi besar. Karena yang menangkap sedikit,” ungkapnya.

“Tapi, ketika diambil terus, ikan tidak bisa mencapai kemampuan pulih, berevolusi dan memperbanyak diri maka akan habis juga,” tandasnya. (aky/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X