Siapkan Lelang Terbuka Carbon Trade

- Kamis, 12 Januari 2023 | 02:53 WIB
AKHIR MASA JABATAN: Gubernur Kaltim Isran Noor dan Wakil Gubernur Hadi Mulyadi pada sebuah kesempatan, beberapa waktu lalu.
AKHIR MASA JABATAN: Gubernur Kaltim Isran Noor dan Wakil Gubernur Hadi Mulyadi pada sebuah kesempatan, beberapa waktu lalu.

Masa jabatan Gubernur Kaltim Isran Noor periode 2018–2023 tak sampai setahun lagi. Sedangkan, infrastruktur masih jadi keluhan, serta ketergantungan pada pertambangan sudah menahun. Provinsi ini harus cari opsi sumber daya lain yang menjanjikan. Meskipun, agak susah untuk diwujudkan apalagi kurang dari setahun. Namun belakangan, gubernur lagi getol dengan carbon trade alias perdagangan karbon.

 

AKADEMISI ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Purwadi mengatakan, sebenarnya banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan Isran Noor untuk memantik ekonomi. Namun diakuinya, di bidang infrastruktur tak banyak gebrakan besar yang dilakukan Isran Noor. Pasalnya, pembangunan jalan tol, hingga Jembatan Mahakam IV, digagas pada zaman Awang Faroek Ishak. Isran, kebagian peresmiannya. Di sisi lain, jalan darat, seperti Samarinda-Bontang juga belum mulus. Terlepas itu status milik pemerintah pusat, mestinya pemerintah daerah bisa berkolaborasi segera agar jalan bisa segera mulus.

“Saya menunggu gebrakan pemimpin kita di daerah. Baik pemprov maupun DPRD. Saya bermimpi punya pejabat yang membangun jalan lingkar luar Samarinda tembus Berau sampai Tanjung Selor kualitas jalan tol. Di situ, akan tumbuh ekonomi orang berduyun-duyun datang ke Kaltim. Kalau jalan bagus, ada listrik dan orang berkumpul. Pertumbuhan ekonomi kan terjadi jika gerakan manusia,” papar Purwadi. Sementara itu, diakuinya melepas diri dari ketergantungan pengerukan sumber daya alam memang susah. Tetapi, harus dicari opsi lain segera.

Misal adanya dana kompensasi karbon, memang akan menambah anggaran. Namun, belum tentu bisa menggantikan cuan yang dihasilkan dari pengerukan sumber daya alam (SDA) untuk saat ini. “Tetapi, apa yang dikeruk dan yang kembali ke Kaltim itu tidak sepadan,” sambungnya. Meski begitu, saat ini gebrakan besar akan susah dibuat. Mengingat, 2023 adalah tahun politik. Biasanya, pejabat akan disibukkan dengan agenda-agenda politik. Namun, akan jadi hal baik jika gebrakan itu dilakukan.

Di sisi lain, ketergantungan pada pengerukan SDA ini diamini Isran Noor. Namun, ada potensi lain juga ramah lingkungan yang bisa dieksplorasi. “Saya sudah sampaikan setiap saat. Bahwa sumber daya alam yang belum kita gali sudah di ambang mata, di depan kita yaitu carbon trade (perdagangan karbon). Suatu saat, suatu waktu di masa yang akan datang, carbon trade jika kita betul-betul dikelola dengan penuh semangat dan ketulusan, maka kita mendapatkan keuntungan tidak terlalu lama,” kata Isran.

Kaltim memang baru saja mendapat insentif dari Bank Dunia sebagai kompensasi atas program penurunan emisi karbon sebesar 22 juta ton selama lima tahun. Kompensasi ini didapat senilai USD 110 juta atau Rp 1,6 triliun. Isran menyebut, Kaltim masih punya sisa 8 juta ton dan sudah ada perusahaan penerbangan yang meminati dengan harga USD 12 per ton. Jauh lebih mahal dibandingkan harga yang dibayarkan Bank Dunia dengan USD 5 per ton. Jika pada validasi yang kedua bisa mencapai 40 juta ton, maka Kaltim bisa mendapat USD 10 miliar atau sekitar Rp 150 triliun.

Isran pun pada Februari bakal ke Meksiko untuk belajar pengelolaan karbon. Selain itu, pada Mei atau Juni akan ke Brasil, untuk belajar sistem keuangan carbon trade yang dikelola provinsi. Dalam enam bulan ke depan, Isran menyebut juga bakal melakukan lelang terbuka di pasar internasional untuk carbon trade ini. (riz/k8/kpg/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X