Berat ke Nasional, Kuat di Pilgub

- Jumat, 13 Januari 2023 | 07:31 WIB
TAHUN POLITIK: Isran Noor dan istri saat menyalurkan hak suara pada Pilgub Kaltim 2018 lalu.
TAHUN POLITIK: Isran Noor dan istri saat menyalurkan hak suara pada Pilgub Kaltim 2018 lalu.

Salah satu pekerjaan rumah besar Kaltim di bawah kendali Isran Noor adalah isu lingkungan. Potensi komoditas perdagangan karbon bisa jadi upaya untuk politik hijau.

 

TAHUN terakhir menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur Kaltim periode 2018-2023, Isran Noor-Hadi Mulyadi punya sisa waktu sembilan bulan. Kebijakannya bakal jadi sorotan sekaligus bekal untuk langkah politik selanjutnya. Keduanya memang punya kans berpasangan melanjutkan periode kedua menakhodai Kaltim. Tetapi tak menutup kemungkinan, keduanya juga bisa berpisah.

Pilgub Kaltim periode 2008-2013 dan 2013-2018 contohnya. Di periode pertama, Gubernur Awang Faroek Ishak berpasangan dengan Farid Wadjdy. Lima tahun kemudian, keduanya berpisah. Awang Faroek Ishak berpasangan dengan Mukmin Faisyal. Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman (Unmul) Lutfi Wahyudi memaparkan, memang banyak wacana untuk langkah politik Isran Noor melaju ke perpolitikan nasional. Deklarasi mendukung Isran jadi presiden pun sempat digemakan. Namun, menurut Lutfi, yang paling potensial adalah jadi gubernur lagi.

“Kalau angan-angan ya setinggi-tingginya. Dari kondisi yang ada, kalau di perpolitikan nasional, memang berat. Dalam survei nasional, juga tak disebut,” kata Lutfi dikonfirmasi Kaltim Post, Rabu (11/1). Dia menambahkan, hal ini bukan bicara soal kemampuan. Tetapi, ada kapasitas kepentingan ekonomi, kewilayahan, dan representasi kedudukan. Berat bagi politikus dari Kaltim memenuhi kapasitas keterpilihan dan kewilayahan untuk menjadi tokoh yang punya magnet untuk masyarakat Indonesia. Saat ini, nama ibu kota negara (IKN) baru tengah familier, dan Kaltim lebih dikenal. Tetapi, itu tidak cukup.

Lutfi pun meyakini, kalau Isran cukup tahu diri soal hal ini, maka, bisa jadi pada 2024 kontestasi politik yang potensial diikuti adalah pemilihan gubernur. Di sini, kans Isran masih kuat dan bakal lebih kuat jika pasangannya masih dengan Hadi Mulyadi. Keduanya memiliki kekuatan besar. “Tetapi, apakah sama Hadi lanjut, ini bergantung dengan konstelasi pemilihan legislatif dahulu. Bisa saja sekarang koalisi, tapi nanti tercerai berai atau tetap kuat,” sambung Lutfi. Namun, dengan kondisi saat ini, tentu yang diuntungkan karena bisa mengerek popularitas adalah para pejabat. Bisa bupati, gubernur, wali kota atau yang lain. Kalau pengusaha, harus menanamkan bibit popularitasnya.

“Sekarang ramai-ramai harus menggenjot popularitas. Pejabat publik ya kampanye dengan kinerja,” jelasnya. Dia menambahkan, saat ini dengan penggunaan digital yang masif, semua kinerja pemerintah terekam dan bisa diakses masyarakat. Tindak tanduk akan diketahui dan dinilai masyarakat. Apalagi, jika Isran bisa melakukan penanggulangan dengan baik. Salah satu yang bakal jadi pekerjaan rumah besar adalah isu lingkungan di Kaltim. Upaya Isran fokus pada potensi komoditas perdagangan karbon bisa jadi upaya untuk politik hijau.

“Isu utama Kaltim kan lingkungan. Kalau itu bisa di-manage bisa jadi komoditas yang bagus untuk kampanye lebih awal. Karena dia bisa pakai modal potensi untuk menjadikan dirinya lebih populer,” jelasnya. Di sisi lain, pekerjaan rumah besar adalah mengatasi pengangguran terbuka dan kemiskinan di Kaltim yang masih tinggi. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim pada Maret 2022, ada 236,25 ribu jiwa penduduk Kaltim yang miskin. Garis kemiskinan pada Maret 2022 tercatat Rp 728.208 per kapita tiap bulan. Secara rata-rata rumah tangga miskin di Kaltim memiliki 5,31 orang anggota rumah tangga.

Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp 3.866.784 per rumah tangga miskin tiap bulan. Berdasarkan hasil survei, per Agustus 2022 tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kaltim berada di angka 5,71 persen. Sedangkan, pada 2023 APBD Kaltim jadi terbesar sepanjang sejarah. Namun, perlu diingat APBD besar ini terjadi pada tahun politik. “Jangan sampai, APBD yang besar hanya jadi bancakan elite. Tidak jadi program yang bisa menyejahterakan bagi masyarakat keseluruhan,” tegasnya. Sementara itu, sebelumnya Gubernur Kaltim Isran Noor enggan membocorkan langkahnya usai masa jabatannya berakhir dalam waktu dekat.

“Ah enggak kupikirkan itu, biar berjalan saja,” katanya.

Untuk diketahui, Isran Noor-Hadi Mulyadi ditetapkan sebagai gubernur Kaltim berdasarkan pleno terbuka rekapitulasi hasil perhitungan suara Pilgub Kaltim 2018 pada Juni 2018 lalu. Pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi yang diusung Gerindra, PKS dan PAN mendapatkan perolehan suara terbanyak 417.711 suara (31,33 persen). Di urutan kedua, ditempati pasangan Rusmadi-Safaruddin dengan perolehan 324.226 suara (24,32 persen). Sementara di urutan ketiga dan keempat adalah pasangan Syaharie Jaang-Awang Ferdian Hidayat yang meraih 302.987 suara (22,73 persen), dan pasangan Andi Sofyan Hasdam-Rizal Effendi mendapatkan 288.166 suara (21,62 persen). (riz/k16/kpg/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X