Cokelat Bahagia

- Rabu, 18 Januari 2023 | 14:10 WIB
-
-

KALAU lagi tak nyaman hati, cobalah nikmati cokelat. Itu yang sering disarankan teman saya. Apa hubungannya, antara bahagia dan cokelat.

Setidaknya ada empat unsur yang terkandung dalam cokelat. Ada teobromina, kafein, phenylethylamine dan anandamide. Dua unsur dari kandungan itu, bila bekerja sama, bisa membentuk bahagia seseorang.

Apa karena itu, di tempat-tempat hiburan malam. Ada yang tak terlewatkan. Yakni produk cokelat dari mereka dagang terkenal. Apa karena cokelatnya, atau karena suasana hiburan malamnya yang bikin happy.

Saya kadang membuktikan pernyataan itu, bahwa cokelat bisa membuat bahagia. Sambil minum teh tawar, camilannya adalah cokelat yang merek dagang terkenal itu. Yang di dalamnya ada biji mete. Ada suasana bahagia, sambil menikmati cokelat.

Sempat saya pikirkan pula. Di manakah cokelat yang terkenal itu dibuat. Sebab, dari namanya memang kebarat-baratan. Oh, ternyata setelah saya telusuri, rupanya hanya diproduksi di dalam negeri. Di kota garut, bersama-sama terkenalnya produk dodol garut.

Pernah sekali waktu, diajak teman ke Singapura. Di lantai kawasan duty free, banyak sekali jenis cokelat yang ditawarkan. Bingung juga memilih. Yang jenis apa yang nyaman. Setidaknya nyaman buat dijadikan oleh-oleh.

Di Makassar juga begitu, di toko oleh-oleh maupun gerai yang ada di Bandara Hasanuddin, banyak jenis cokelat olahan yang ditawarkan. Bedanya antara Bandara Changi, Singapura, dengan Bandara Hasanuddin, yang ditawarkan adalah cokelat dengan buatan dan merek lokal.

Saya melihat, industri di Makassar sudah jauh melangkah. Mungkin sekali waktu bisa menggeser cokelat yang namanya terkenal itu. Tergantung bagaimana mengolah cita rasa cokelat maupun bahan bakunya sendiri.

Sama dengan di Berau, mereka yang datang dan akan kembali ke daerahnya, ada komoditas cokelat yang tak pernah terlupakan. Apa itu? Tak lain adalah cokelat bubuk bernama Milo. Katanya enak Milo yang dijual di Berau, karena didatangkan dari Tawau, Malaysia.

Padahal ada produk dan mereka yang sama yang diproduksi di dalam negeri. Entah apa yang membedakan. Apakah karena imej barang impor atau memang ada yang membuatnya beda. Setahu saya, kalau sudah di gelas ditambah susu kental sulit membedakan.

Bisa saja, Milo buatan Malaysia itu, bahan bakunya dari Berau? Mungkin saja itu terjadi. Sebab, sejak puluhan tahun lalu, sudah ada hubungan dagang antara pengumpul biji cokelat di Berau dengan pedagang yang ada di Tawau Malaysia.

Pengiriman biji kakao sudah berlangsung sejak lama. Pedagang dengan teknik fermentasinya sendiri, setelah terkumpul banyak, baru dibawa ke Tawau bersama-sama dengan komoditas lain, seperti merica alias sahang.

Karena jumlahnya sedikit, belum bisa secara resmi melakukan ekspor ke luar negeri yang dilengkapi dengan dokumen Pemberitahuan Asal Barang (PEB)-nya. Ada juga ekspor komoditas udang dan ikan segar.

Para pengusaha, mengirimkan komoditas hasil laut mereka ke Tarakan. Dan Tarakan yang melakukan ekspor. Jadi, PEB-nya berasal dari Tarakan, bukan dari Berau yang notabene sebagian komoditasnya dari Berau.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB
X