Klaim Persentase Kasus Stunting Menurun

- Kamis, 19 Januari 2023 | 08:16 WIB
Rabiatul Islamiah
Rabiatul Islamiah

TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Berau, Rabiatul Islamiah, klaim kasus stunting di 2022 hanya 19 persen, lebih kecil dari tahun 2021 dimana sempat mencapai 25.19 persen.

Pihaknya pun menegaskan, akan terus konsisten untuk menekan kasus stunting yang saat ini masih terjadi. “Bersyukur bahwa kasus terus menurun, hingga tahun 2024 mendatang kita menargetkan bisa menurun hingga 14 persen. Bahkan bila perlu terjadi nol persen,” ujarnya kepada awak media beberapa waktu lalu.

Adapun upaya yang pihaknya lakukan, di antaranya evaluasi dan monitoring, serta melakukan tindak lanjut terhadap jumlah Rumah Tidak Layak (RTL). “Kami tetap melakukan kegiatan seperti tahun lalu, karena masih ada target penurunan sampai 2024 mendatang,” jelasnya.

Disebutnya, terdapat 16 lokasi khusus (lokus) stunting di Kabupaten Berau pada 2023 yang sudah dipilih berdasarkan analisis situasi. Adapun daerah yang memiliki angka stunting tinggi adalah Kecamatan Kelay dan Sambaliung.

Pihaknya akan melakukan pendampingan intensif ke kampung lokus stunting, melalui Tim Pendamping Kampung (TPK) yang telah terbentuk di kampung-kampung. “Hasil rekomendasi dari tim pakar itu akan kami tindak lanjuti,” tuturnya.

Penanganan yang dilakukan pun sama seperti tahun lalu, dengan bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau yang telah melakukan pembuatan drainase, hingga ketersediaan fasilitas mandi cuci kakus (MCK).

Selain itu Perumda Air Minum Batiwakkal telah memperluas jaringan air bersih hingga ke Kampung Sukan Tengah, Sambaliung. “Sukan Tengah juga merupakan salah satu kampung yang tercatat memiliki angka stunting terbanyak di Berau,” tuturnya.

Untuk terus menekan kasus stunting ini pun, pihaknya meminta dukungan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), terlebih kepada Dinas Kesehatan Berau terkait penanganan anak-anak yang terkena stunting.

Rabiatul juga mengimbau kepada para orangtua, untuk memperhatikan zat-zat makanan yang dikonsumsi anak, serta menghindari makanan instan dan banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan ikan yang mudah didapat di Berau.

“Yang kami harapkan ke depan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diperhatikan. Bahkan dimulai sejak 3 bulan sebelum menikah, pada saat menikah, dan 1.000 hari setelah kelahiran,” tutupnya. (aky/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pj Bupati Makmur Marbun Resmikan Pasar Riko

Kamis, 18 April 2024 | 14:59 WIB
X