Mantan Terindah

- Jumat, 20 Januari 2023 | 15:51 WIB
-
-

BAGAIMANA suasananya, bila para mantan bertemu. Kira-kira, apa yang dibicarakan. Apakah, melakukan kilas balik saat aktif? Atau ada kisah lain yang dibahas.

Bertemu di kantor yang ditempati selama bertahun-tahun. Dan bertahun-tahun tak punya ruang rapat. Tapi, mereka dibebani banyak pekerjaan besar. Pekerjaan menangani kemajuan dunia pariwisata. Di tempat itulah, para mantan dipertemukan. Mantan terindah. Hehe.

Mereka para mantan itu, dibuat berpikir lagi. Bagaimana agar organiasi yang diberi tugas menangani kesenian bisa terorganisir dengan baik. Disadari, tanpa itu, semua akan menjadi tidak jelas muaranya.

Sebagai mantan komandan di kantor itu, tidaklah berbicara banyak. Hanya memberikan gambaran, sekecil apapun sumbangsih terhadap kemajuan pariwisata, patutlah diberi jempol. Sebab biasanya, para mantan itu, tak mau lagi ‘menengok’ di mana pernah berada.

Dan hari Kamis (19/1) kemarin, para mantan dan praktisi seni berkumpul. Ada Pak Endin, Pak Sarifudin Ithur, Pak Syahrani. Ada juga Pak Ideramsyah, yang juga mantan protokol dan ‘Raja’ Mamanda. Membahas bagaimana organisasi yang namanya Dewan Kesenian Daerah (DKD). Namanya saja sudah menyiratkan betapa besar tugas dan tanggung jawabnya.

Sepakat juga dengan langkah yang dilakukan Dinas Pariwisata. Memantapkan dulu organisasinya, lalu memantapkan programnya. Selanjutnya, akan mengucurkan bantuan bagaimana organisasi itu bisa bergerak.

Dan para mantan terindah itulah, ditambah yang bukan mantan tapi dia seniman dan praktisi seni, diajak berpikir bersama. Apa yang harus dilalui, untuk mendapatkan seseorang yang dinilai mampu menjadi komandan. Statusnya juga ketua dewan. Hehe, Dewan Kesenian.

Sempat ada seniman muda dan penuh semangat mencoba tampil memegang kemudi oragnisasi itu. Belakangan, ada proses administrasi yang terlewatkan sehingga harus direvisi.

Organisasi yang di bawah kendali penuh oleh pimpinan di daerah, melihat ada sesuatu yang perlu disempurnakan. Setidaknya, menyempurnakan proses administrasi yang terlewatkan. Inilah yang ikut dipikirkan oleh para mantan.

Langkah berikutnya apa? Sudah ada perintah tertulis pimpinan di daerah. Memberikan tugas kepada pimpinan dewan kesenian sebelumnya. Usia tugasnya sebetulnya sudah berakhir. Namun, diadendum hingga 12 bulan ke depan.

Ia diminta dengan segera melakukan pertemuan. Diminta untuk menyusun organisasi. Diminta menyusun program. Dan diminta agar bisa memilih komandan yang baru. “Siap melaksanakan perintah,” begitu jawaban, menanggapi surat bupati.

Selesai persoalannya. Para mantanpun tersenyum. Saling bersalaman. Karena berada di kantor yang dulu pernah bersama-sama, terjadilah reuni singkat bersama karyawan lainnya. Tak ada kilas balik. Para mantan hanya memberikan semangat.

“Harus semangat, tahun ini Berau banyak duit,” kata saya. Apa hubungannya? Iya memang, tugasnya pariwisata itu tidaklah ringan. Dia butuh ongkos yang besar, dalam membangun dan memotivasi masyarakat bersama-sama menggairahkan pariwisata.

Berau dengan alamnya yang indah, memerlukan tangan dingin para pekerja parisiwisata. Bagaimana menghadirkan destinasi, bagaimana menghadirkan lembaga yang baik hingga ke kampung.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X