Ramuan Sarang Burung

- Selasa, 24 Januari 2023 | 01:20 WIB
-
-

ANGKA 9 memang dahsyat. Angka kesuksesan. Dinasti Ming mengakui kehebatan angka itu. Diapun membangun 9.999 bangunan di ‘kota terlarang’. Melambangkan panjang umur.

Saya pernah berkunjung ke Forbidden City, tapi tak terpikir mau menghitung jumlah bangunan di dalam kompleks itu. Mungkin saya harus nginap satu tahun, hingga tuntas menghitung semuanya.

Informasi yang tertulis dari berbagai bahasa di salah kota terlarang itu, menyebutkan pembangunannya dimulai pada 1406 dikerjakan selama 14 tahun, dengan 100 ribu seniman dan para ahli yang melibatkan serta jutaan buruh.

Begitupun penamaan sebagai Kota Terlarang, karena dulu memang terlarang bagi masyarakat umum. Kecuali para permaisuri, para selir dan keluarga, maupun punggawa kerajaan yang boleh masuk di kawasan itu.

Masih tersimpan, semacam ‘piagam’ berwarna kuning, yang jadi bukti pernah mengunjungi kota terlarang tersebut. Sebagai tempat wisata, di salah satu tempat kita bisa foto dengan mengenakan kostum tradisonal.

Dan berfotolah saya sebelum meninggalkan kawasan Kota Terlarang lewat pintu utama bagian belakang. Duduk di kursi kerajaan, ada mahkota khusus. Ada kalung giok yang melingkar. Usai sesi foto-foto, teman saya langsung memberi gelar ‘Daeng Xio Peng’.

Kalau pun angka 9 itu dianggap hebat. Membawa kesuksesan. Saya lalu bertanya-tanya, mengapa nomor kendaraan roda empat teman saya tidak menggunakan angka 9. Melainkan angka 88. Semua mobil miliknya berplat dengan angka 88.

Banyak merek dagang, menggunakan angka 88. Misalnya salep cap 88. Kuliner khas Palembang yang terkenal, Empek-Empek 88. Begitupun dengan penggunaan angka 88 pada Densus. Es teler 77 tentu beda lagi.

Angka 8 itu dalam penyebutan Tionghoa ‘Fa’ artinya keberuntungan, kemakmuran dan kesuksesan. Dalam dunia fengsui, disebut bintang kejayaan membawa keberuntungan alias angka yang cantik. Beda lagi dengan angka 168 atau i lu fa, artinya sepanjang jalan penuh rezeki.

Apa karena kehebatan angka 9 itu pula , sehingga para kepala kampung seluruh Indonesia melakukan aksi, agar masa jabatan mereka diubah menjadi 9 tahun. Kenapa meminta perpanjangan hanya 9 tahun. Bukan pada angka 10 tahun sekalian. Biar bulat angkanya.

Sependapat dengan Pak Makmur, bukan soal durasi memimpinnya yang dia soal. Tapi, bagaimana dalam satu periode bekerja itu, mampu melakukan inovasi yang bermuara pada kesejahteraan warganya. “Itu yang lebih utama,” kata Makmur.

Hari Senin (23/1) kemarin, menjadi libur Imlek. Hari kedua hari raya itu, suasana tempat perbelanjaan masih sepi. Ada juga yang mulai melayani pelanggannya. Terutama, toko yang menjual bahan kelontongan yang pelanggannya dari kecamatan.

Saya pikir, hari Senin itu, warung pojok sudah mulai buka. Saya siap-siap berkunjung sekaligus mau menyampaikan ucapan Imlek pada pemiliknya. Juga pada Meilisa yang setia melayani semua pelanggan.

Rupanya, masih libur Imlek. Di grup WA komunitas warung pojok, tak ada pemberitahuan kalau warung tutup selama dua hari. Semua anggota sudah tak tahan mau ngopi lagi. Maklum, sudah libur tiga hari.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Sinyal Kuat Isran-Hadi Kunci Gerindra

Rabu, 8 Mei 2024 | 20:00 WIB

Pyramid Game

Rabu, 8 Mei 2024 | 17:30 WIB

Kubar Fokus Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

Rabu, 8 Mei 2024 | 16:30 WIB
X