KELAY - Kepala Kampung Merapun, Daring, menilai pemerintah kurang memperhatikan kampung yang dipimpinnya. Hal itu dia utarakan, karena hingga kini tiga usulan yang kerap mereka ajukan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tak kunjung direalisasikan.
Tiga prioritas usulan tersebut yakni listrik, air bersih, dan jaringan telekomunikasi. Padahal katanya, di kampung tersebut terdapat 600 kepala keluarga (kk) dan jiwa sebanyak 1.264 orang sangat membutuhkan tiga hal itu.
“Itu usulan sudah lama. Tapi belum terealisasi,” katanya kepada Berau Post, kemarin (25/1).
Janji-janji yang disampaikan kepada pihaknya pada saat musrenbang, belum pernah mereka nikmati hingga kini. Sehingga menurutnya wajar, jika dia dan masyarakat kampung merasakan hal itu. Sedangkan kampung dengan jumlah penduduknya yang lebih sedikit dari Merapun, apa yang diajukan dalam musrenbang sudah ada yang terealisasi.
“Ada satu kampung yang jumlah penduduk tidak banyak, ahkan lebih banyak satu RT di kampung kami tapi usulan mereka dikabulkan,” katanya.
Dijelaskan Daring, saat ini di Merapun, listrik hanya menyala sekitar 6 jam. Sedangkan untuk air bersih tidak ada, hanya bersumber dari air tanah. Adapun jaringan telekomunikasi hanya tersedia di titik-titik tertentu saja, sedangkan kebutuhan laporan data saat ini menggunakan jaringan internet.
“Anak kami juga ada yang sekolah, kuliah, dan kerja. Jadi kebutuhan itu sudah sangat pentinglah buat kami,” bebernya.
Sebenarnya bukan baru satu dua kali ia mengusulkan tiga usulan tersebut pada saat musrenbang, namun hingga di akhir masa jabatannya, belum pernah ada yang terealisasi.
“Jelas kecewa. Saya harap adalah perhatian kepada kampung kami,” pungkasnya. (hmd/sam)