TANJUNG REDEB – Orangutan dari Manado berjenis kelamin betina yang diberi nama Astuti tiba di Berau dengan selamat. Orangutan ini setelah menempuh perjalanan kurang lebih 31 jam dari Manado, Sulawesi Utara, Selasa(24/1).
Astuti (Orangutan) diterbangkan menggunakan pesawat dari Bandara Sam Ratulangi Manado menuju Bandara Sepinggang Balikpapan. Kemudian dilanjutkan perjalanan darat menuju Kabupaten Berau.
Beberapa waktu lalu BKSDA Sulawesi Utara berkoordinasi dengan BKSDA Kalimantan Timur untuk melakukan translokasi orangutan ke habitat aslinya yaitu Kalimantan.
“Pada Selasa (24/1) telah dilakukan translokasi orangutan Kalimantan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara menuju (BKSDA) Kaltimtara Timur,” ujar Dheny Mardiono, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, BKSDA Kaltim kepada Berau Post.
Orangutan Astuti ini merupakan hasil penyitaan dari Polres Boalemo, Gorontalo pada 30 Mei 2022 lalu. Setelah dilakukan penyitaan dititipkan di kandang transit Kantor Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Gorontalo.
“Setelah semua proses hukum sudah inkrah, dan dilakukan tes DNA dengan hasil jenis Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) maka kami segera melakukan translokasi menuju asal dari orangutan tersebut yaitu Kalimantan,“ terang Dheny.
Astuti akan dititiprawatkan di Centre for Orangutan Protection (COP) selama beberapa tahun ke depan. “Untuk masa rehab ini minimal umur 7 tahun baru bisa kembali dilepasliarkan kembali ke alam, karena jika kita lepaskan kondisi masih bayi sangat membahayakan,” ujarnya.
Karena Astuti masih berusia dua tahun, maka masih ada proses 5 tahun lagi untuk dirawat di COP, sekaligus dikenalkan dengan alam liar.
“Nanti selama di COP, setelah umur 7 tahun dan dirasa bisa hidup mandiri, kami akan coba masukan di pulau pra rilis yang ada di Kampung Merasa, Kelay. Setelah di pulau pra rilis di nilai baik, maka akan kami lakukan pelepasan kembali ke alam,” tutupnya. (adm/arp)