Hujan Penutup

- Jumat, 27 Januari 2023 | 01:42 WIB
-
-

TIDAK sedang bermain catur. Tapi sejak pagi, hujan di hari Kamis (26/1) kemarin, sulit bergerak ke mana-mana. Warung pojok pun harus nambah jam buka.

Bagi Pak Atilagarnadi alias Pak Gatot, tak jadi halangan. Dia tidak datang di awal. Dua hari ia datang di jam yang sama. Di atas jam 10. Penampilannya rapi. “Dua hari ini, berpenampilan batik ada acara ya,” kata saya.

Urusan penampilan, Pak Gatot sangat memperhatikan. Citra sebagai anggota DPRD sangat ia jaga. Apalagi di jam-jam bekerja. Ia juga sibuk dalam mempersiapkan HUT partainya, PDIP.

Acaranya dipusatkan di Gunung Tabur. Kampung halamannya. “Kami mau memperkenalkan senam nusantara,” kata Pak Gatot. Namanya, senamnya ‘Secita’ Senam Cinta Tanah Air.

Ia pun memperlihatkan senam yang musiknya lagu beberapa daerah. Lewat YouTube di Hp-nya. “Ini cocok buat senam ringan, sambil menghayati lagu daerah,” tambahnya. Menarik juga gerakan senam Secita itu. “Cocok juga untuk usia di atas 50 tahun,” kata saya.

Sambil menunggu hujan reda, teman yang bekerja di salah satu instansi, menceritakan ketegangannya saat penerbangan dari Balikpapan ke Bandara Kalimarau. Penerbangan yang biasa ditempuh 1 jam dan 20 menit.

“Kemarin, kami terbang sudah tiga jam tapi belum juga mendarat,” cerita teman penuh semangat. Pasalnya, selama perjalanan pulau Kalimantan tertutup awan. Termasuk ketika memasuki wilayah Berau. "Daratan tidak terlihat sama sekali,” tambahnya.

Setelah berputar-putar di atas Bandara Kalimarau, tapi tidak menemukan celah untuk turun. Dan, akhirnya pesawat yang biasanya tiba jam 9 pagi, kembali lagi ke Bandara Balikpapan. “Tapucat-pucat kami di pesawat,” kata dia.

Istirahat beberapa saat dan pesawat melakukan pengisian bahan bakar. Akhirnya terbang lagi ke Bandara Kalimarau. Saat itu, walau tidak cerah 100 persen, jarak pandang sudah memungkinkan untuk mendarat.

Apalagi cuaca di hari Kamis (26/1) kemarin, yang sejak pagi hingga jam 17 petang hujan masih saja turun. Mungkin jadwal penerbangan kondisinya masih seperti sebelumnya.

Menghadapi cuaca yang ekstrem selama penerbangan, banyak warga yang sering bepergian dengan pesawat sudah pernah merasakan. Apalagi, ketika Bandara Kalimarau hanya dilayani dua pesawat kecil sejenis BN. Lebih menegangkan lagi.

Bersama Pak Makmur, saya pernah ikut penerbangan menuju Bandara Temindung, Samarinda. Sejak terbang dari Kalimarau sudah hujan lebat. Hingga di atas Bandara Temindung, kondisi udara tidak berubah. Akhirnya pesawat lanjut dan mendarat di Balikpapan.

Suasana seperti itu akan menjadi pengalaman menegangkan bagi yang pertama kali mengalami. Apalagi, bila sesekali ada turbulensi kecil-kecilan. Kadang, penumpang tak sadar berteriak sambil mengucapkan takbir.

Penerbangan dengan kondisi cuaca yang buruk, juga pernah dialami teman saya. Pesawat itu, melakukan pendaratan darurat bukan di sekitar landasan pacu bandara tujuan. Tapi, di lapangan ilalang antara Samarinda dan Balikpapan.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB
X