TANJUNG REDEB – Memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional tahun 2023, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) Binungan-Suaran (Binsua) menggandeng Dinas Kesehatan (Dinkes) dalam edukasi bahaya seksual kepada para pelajar di SMP Negeri 5 Sambaliung. Kegiatan ini digelar pada Kamis (26/1) sekitar pukul 09.00 Wita.

Puluhan pelajar dari kelas 9 SMPN 5 Sambaliung antusias mendengarkan edukasi yang dibawakan Ayu Andira dan Siti Rusiah, dari Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Berau. Edukasi ini bertujuan, agar para pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa, tidak terpengaruh oleh pergaulan bebas, hingga nekat melakukan perbuatan seksual bebas, yang bisa merugikan diri sendiri.

Dijelaskan Ayu Andira, perilaku seks bebas dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja. Di antaranya, dampak psikologis, fisiologis, sosial, dan fisik, serta menyebabkan penyakit menular seksual pada remaja. Secara alami dorongan seks bebas pada remaja sangat besar diakibatkan oleh perubahan yang terjadi. Seks bebas dapat meningkatkan angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia, di mana 20 persen dilakukan oleh remaja.

“Hasrat yang tidak terkendali menjadikan remaja terjerumus dalam prostitusi, hubungan seks bebas, hubungan seks pranikah, dan berbagai akibat negatif lainnya termasuk aborsi,” katanya.

Dilanjutkannya, bahaya seks bebas pada remaja bukan hanya menyoal infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) saja. Ada pula masalah lainnya yang perlu dikhawatirkan, seperti kanker, kehamilan yang tidak diinginkan, hingga gangguan kesehatan mental. Namun, bahaya seks bebas pada remaja tidak hanya sampai di situ saja. Masih banyak bahaya lainnya yang bisa berlanjut dan berakibat fatal bagi kesehatan. Diakuinya, memang anak remaja memiliki rasa ingin tahu dalam mencoba hal baru. Oleh karena itu, mereka dapat mudah ‘tersesat’ jika tidak memiliki bimbingan yang benar dari orangtua dan guru mengenai pendidikan seks.

“Dengan begitu, mereka dapat terhindar dari perilaku seks bebas sekaligus dari bahayanya. Ini sangat bagus edukasinya,” bebernya.

Siti Rusiah menambahkan, tidak sedikit anak remaja yang sudah pernah melakukan hubungan seksual, akan mudah stres. Belum lagi, jika sampai hamil dan menggugurkan kandungan. Selain kesehatan fisik yang terganggu, tentu mental si remaja tersebut akan mudah goyah dan putus asa, dan bisa berujung pada aksi bunuh diri. Edukasi ini bertujuan, memberikan pemahaman kepada para pelajar yang ada di Berau, khususnya di SMP Negeri 5 Sambaliung, agar bisa menghindari pergaulan bebas, yang bisa berujung pada perilaku seks bebas.

“Yang rugi bukan orang lain, tapi diri sendiri, berbagai penyakit bisa mengincar tubuh,” tegasnya.

Ia melanjutkan, perilaku seksual bebas, bisa menyebar ke penyakit kanker. Remaja perempuan yang sering bergonta-ganti pasangan lebih berisiko terkena kanker serviks. Selain itu, kehamilan yang tidak diinginkan, banyak dialami remaja putri, kehamilan usia muda, tentu bisa merusak masa depan. Ini yang perlu menjadi perhatian khusus. Belum lagi, depresi pascapersalinan, dan putus sekolah.

“Remaja yang menghadapi dampak ini, kecil kemungkinan untuk menyelesaikan sekolah. Selain itu, mereka akan dihadapkan pada masalah finansial, tekanan lain yang berdampak buruk secara mental dan fisik. Besar juga kemungkinan remaja akan merasa sendiri dan terisolasi. Terutama jika mereka tidak mendapatkan dukungan dari keluarga atau orang dewasa lainnya,” bebernya.

Hadir juga dalam kegiatan ini, Dede Bayu Irawan, Manager Engineering BUMA Binsua. Dia mengatakan, ini adalah bentuk perhatian BUMA terhadap masyarakat lingkar tambang, khususnya kesehatan reproduksi para remaja. BUMA tidak ingin, generasi penerus bangsa ini malah terpengaruh pergaulan bebas.

“Bangsa kita butuh pemuda-pemuda seperti anak-anak kita di SMP Negeri 5 Sambaliung ini,” katanya.

Seminar ini sendiri dijelaskannya, bentuk dukungan BUMA terhadap kesehatan anak. Dan digelarnya seminar ini, bertujuan memberikan edukasi pada remaja tentang bahaya seksual. Meskipun di satu sisi, banyak masyarakat menganggap bahwa edukasi tentang seksual masih tabu dan tidak lazim dibicarakan di hadapan anak-anak. Tapi manfaat dari edukasi ini sangat besar. Khususnya bagi remaja yang yang mudah terpengaruh budaya barat.

“Manfaat edukasi ini sangat besar khususnya bagi remaja dan orangtua di rumah untuk memberikan pemahaman bagaimana fase perkembangan seksual pada anak dan remaja,” tutupnya. (hmd/udi)