TANJUNG REDEB – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau terus berupaya mewujudkan Teluk Bayur sebagai objek wisata kota tua. Dengan mengombinasikan penataan lapangan sepak bola dengan bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang ada di sekitarnya.
Kepala Disbudpar Berau Ilyas Nasir mengatakan, setelah mengecekan beberapa bangunan bersejarah, seperti gedung kamar bola di Teluk Bayur, beberapa waktu lalu, sampai saat ini pihaknya masih terus mengupayakan agar bangunan tersebut bisa dimanfaatkan menjadi objek wisata. “Masih terus berjalan, dan kita juga masih berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendukung jalannya pembangunan tersebut,” ujarnya kepada Berau Post, Kamis (9/2).
Menurut Ilyas, untuk melakukan pengembangan pembangunan wisata, memang perlu adanya kolaborasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. “Nanti akan ada beberapa pembangunan juga, kita lakukan kolaborasi bersama beberapa OPD termasuk DPUPR,” katanya.
Karena dalam melakukan pembanguan, membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Pasalnya, sarana dan prasarananya juga harus dilengkapi, guna mengonsep wajah alun-alun Teluk Bayur seperti pada zaman Belanda. “Nanti akan dibuat juga seperti pada masa lampau, ala-ala zaman dahulu. Dan itu memang membutuhkan konsep dan waktu yang tidak instan,” tuturnya.
Pihaknya sendiri, juga sudah mengusulkan anggaran dari Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBH-DR), dan mudah-mudahan anggaran bisa terealisasi. “Semoga bisa terealisasi semua, untuk anggaran kita juga belum bisa memastikan berapa karena semuanya masih diatur,” imbuhnya.
Pihaknya juga membutuhkan bantuan DPUPR untuk menata pasar di Teluk Bayur. Meski tidak bisa dianggarkan tahun 2023 ini, bisa dialokasikan pada tahun 2024 mendatang. “Jika sudah ditata dengan rapi, maka nanti pasar juga bisa menjadi daya tarik. Apalagi jika bisa didesain dengan bentuk klasik seperti pasar di zaman Belanda, itu menurut saya akan keren,” ungkapnya.
Jika semua sudah terealisasi, menurut mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Berau itu, diyakini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan tentunya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Jadi nanti uang yang berputar di sana (Teluk Bayur, red) bisa menyejahterakan masyarakat, dan juga dapat meningkatkan PAD kita,” tandasnya. (aky/udi)