TANJUNG REDEB – Stok pasokan minyak goreng di Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Berau kian menipis. Hal itu disampaikan Kepala Perum Bulog Berau, Muhammad Mukhlis.
Disampaikannya, stok minyak goreng di gudang Bulog tinggal beberapa dus. Sehingga pihaknya sudah mengajukan pembelian minyak goreng sebanyak 12 ribu liter dalam enam kontainer.
“Awal Maret sudah masuk satu kontainer. 20 ribu liter itu sudah dalam bentuk kemasan. Masih ada sisa 5 kontainer lagi yang nanti akan dikirim secara bertahap,” ungkap Mukhlis, Selasa (14/2).
Ia menerangkan, terjadinya keterlambatan pengiriman ribuan minyak goreng itu karena ada beberapa kendala. Di antaranya karena produsen langganan Bulog sedang kebanjiran order minyak.
“Produsen kami ini sedang kebanjiran order minyak, jadi memang sedang diusahakan,” ujarnya.
Apalagi diungkapkannya, produsen tersebut memiliki batasan produksi tiap bulannya. Ditambah minyak goreng diolah tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri, namun juga diekspor ke luar negeri.
“Kan ada minyak yang bisa diolah untuk kebutuhan dalam negeri itu sekian berapa, ada juga yang sisanya untuk ekspor,” bebernya.
Ia berharap, Kementerian Perdagangan dapat menaikkan kapasitas produksi dalam negeri per bulan. Supaya, bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, persoalan angkutan juga turut menambah permasalahan lain. Di mana saat ini pemakaian truk kontainer sedang ramai. Sehingga itu juga bisa menghambat penyaluran minyak goreng.
“Stok di Bulog masih ada (untuk minyak gorengnya, red). Namun, hanya yang ada saat ini sisa beberapa dus saja,” tutur Mukhlis.
“Bulog juga ada dasarnya sudah siap dana, kami tinggal cari minyak,” tutupnya. (adm/arp)
