Dua Kampung yang Diterpa Banjir Butuh Air Bersih dan Posko Kesehatan

- Rabu, 22 Februari 2023 | 00:42 WIB
TINJAU BANJIR: Ketua DPRD Madri Pani meninjau langsung sawah di Kampung Tumbit Dayak yang terendam banjir.
TINJAU BANJIR: Ketua DPRD Madri Pani meninjau langsung sawah di Kampung Tumbit Dayak yang terendam banjir.

SAMBALIUNG – Ketua DPRD Berau, Madri Pani meninjau Kampung Bena Baru dan Tumbit Dayak yang tengah diterpa banjir, Selasa (21/2). Akses jalan dari dan ke Kampung Bena Baru bahkan masih terputus.

Menurut Madri, pemerintah kabupaten harus turun langsung ke lapangan, untuk melihat persoalan masalah banjir. Sekaligus memikirkan penanganan yang harus dilakukan.

“DPUPR mungkin bisa memikirkan cara agar akses menuju ke Bena Baru, ini tidak terendam. Karena ketinggian air mencapai 1,5 meter hingga memutus akses darat menuju kampung,” tegasnya.

Selain itu, ia juga meminta Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan bisa membuka posko dan dapur umum di kampung yang terendam banjir. Mengingat banyaknya masyarakat yang terkena dampak. Dikhawatirkan, seusai banjir, wabah penyakit akan datang. Apalagi perjalanan menuju ke Tanjung Redeb cukup jauh.

“Masyarakat juga butuh air bersih, ini yang belum ada sampai sekarang,” bebernya.

Diungkapkan Madri, musibah banjir di beberapa kampung sebenarnya sudah bisa ditebak. Mengingat banjir ini merupakan banjir tahunan. Namun hingga kini belum ada aksi antisipasi dari Pemkab Berau.

“Bisa saja kan menggunakan dana tanggap darurat, inikan bencana. Setiap tahun masyarakat gigit jari karena terkena musibah banjir, tapi tidak ada aksi sama sekali dari pemerintah,” ungkapnya.

Di sisi lain, ia juga mendapat keluhan warga mengenai sawahnya yang gagal panen, karena terendam banjir. Hingga menyebabkan padi dan jagung mereka mati. “Ini sudah berbicara kemana-mana. Perekonomian masyarakat terganggu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Kampung Tumbit Dayak, Achmad Jamlan mengatakan, lahan petani seluas 150 hektar gagal panen akibat musibah banjir tahun ini. Padahal padi tersebut nyaris siap panen. Namun karena banjir datang tiba-tiba, membuat para petani jadi pasrah.

“Warga hanya bisa pasrah. Bantuan baru dari pihak ketiga, yakni perusahaan sekitar,” ujarnya.

Ia juga mengkritik masalah peminjaman terpal dan perahu karet. Karena mekanisme yang ribet. Ia mengaku di Kampung Tumbit Dayak, ada tim siap siaga. Namun tidak bisa berbuat banyak karena tidak didukung sarana dan prasarana.

“Ada kami tim. Tapi ya beginilah kondisinya,” tuturnya.

Ia pun belum bisa memastikan, berapa kerugian yang dialami kampungnya. Mengingat luasnya lahan pertanian warga yang terendam banjir, hingga menyebabkan gagal panen. Belum lagi ternak warga yang hanyut terbawa banjir.

“Kerugian belum tahu berapa. Yang pasti miliaran. Untuk korban jiwa tidak ada. Air juga sudah mulai surut,” ujarnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD Berau Soroti Ketahanan Pangan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:57 WIB

Kampus dan Godaan Rangkap Jabatan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:44 WIB

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB
X