TANJUNG REDEB - Selain infrastruktur, listrik, jaringan, hingga kesehatan dan pendidikan, kebutuhan dasar seperti air bersih juga masih dikeluhkan oleh sejumlah kampung di Kecamatan Segah.
Setidaknya masih ada 7 kampung di sana yang belum menikmati sambungan air bersih dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Batiwakkal.
Keluhan itu disuarakan sejumlah kepala kampung saat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tahun Anggaran (TA) 2024 tingkat kecamatan yang digelar belum lama ini.
Mereka sudah mengusulkan kebutuhan mendasar tersebut sejak Musrenbang TA 2023 yang digelar pada tahun 2022 lalu. Nyatanya, usulan itu belum terealisasi hingga saat ini.
Tujuh kampung itu di antaranya Siduung Indah, Harapan Jaya, Bukit Makmur, Pandan Sari, Punan Malinau, Long Ayan, dan Long Ayap. Bahkan, warga di beberapa kampung itu harus rela mengambil air sungai untuk memenuhi kebutuhan utama mereka, seperti di Kampung Long Ayap, Punan Malinau, dan Siduung Indah.
Seperti yang diungkapkan Sekretaris Kampung Punan Malinau, Abraham Uyan, kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau saat menyampaikan usulan dari kampung tempat tinggalnya. Ia mewakili Kepala Kampung, Luis Laing, disebutkannya bahwa masyarakat di kampungnya masih sangat membutuhkan air bersih.
“Sudah dua tahun berturut-turut kebutuhan dasar ini kami sampaikan di Musrenbang, tetapi belum juga ada realisasinya. Maka itu, secara khusus kami minta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan PDAM untuk menindaklanjuti. Sudah lama kami usulkan ini,” ujar Abraham, saat ditemui usai Musrenbang di Segah.
Tak dimungkiri Abraham juga, bahwa krisis air bersih membuat masyarakat Punan Malinau masih mengonsumsi air sungai. Ia pun mengharapkan kehadiran pemerintah daerah untuk membangun Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).
“Jadi salah satu usulan prioritas di kampung kami, minta agar dibangunkan Pamsimas, sehingga kebutuhan dasar air bersih bisa betul-betul dirasakan oleh warga kita. Tidak perlu lagi ke sungai,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Perumda Air Minum Batiwakkal, Saipul Rahman, berjanji akan akan membahas keluhan itu bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, yang dalam hal ini adalah DPUPR Berau.
“Jadi kami sifatnya hanya sebagai operator. Sedangkan pembangunan SPAM ini memang adalah tupoksi dari Pemkab Berau. Setelah itu ada, baru kita yang operasikan,” jelas Saipul.
Namun karena ini sifatnya adalah kebutuhan yang mendesak, maka pihak Perumda akan mendorong OPD terkait, terutama DPUPR. Agar bisa segera diupayakan terealisasi. Saipul juga meyakini, persoalan ini akan bisa ditangani selama masing-masing pihak bersinergi untuk menuntaskan hal ini.
“Terlebih komunikasi Perumda dengan PUPR sejauh ini sangat bagus. Jadi, nanti coba kami bahas,” sambungnya.
Diungkapkannya, untuk realisasi pengadaan paket air bersih, baik berupa PAMSIMAS ataupun SPAM yang dikelola oleh Perumda Air Minum Batiwakkal dibutuhkan total anggaran yang bisa mencapai puluhan miliar.
“Paket hemat saja kalau kasarnya dihitung itu 1 liter per detik minimal Rp 150 juta. Jadi kalau di sini misalnya 20 liter per detik, itu kalikan saja bisa mencapai Rp 3 miliar, itu hanya untuk IMPA saja, belum jaringan pipanya, itu bisa berapa kali lipat,” terangnya.
Sejauh ini, Saipul mengaku bahwa pihak Perumda Air Minum Batiwakkal sudah membuat perencanaan usulan air bersih di setiap kampung, melalui Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang dibuat bersama DPUPR. Usulan tersebut bahkan sudah dibuat dari tahun lalu. Hanya kembali lagi, kendalanya adalah pendanaan dan itu domainnya adalah Pemkab Berau dan DPRD.
“Selain dari kami, masyarakat juga harus mendorong hal ini. Kami mendukung kepala kampung yang menyuarakan hal itu, karena kalau tidak disuarakan itu dianggap tidak perlu,” bebernya.
Kendati itu Saipul menerangkan, untuk Kecamatan Segah memang belum menyasar seluruhnya untuk target 25.000 Sambungan Rumah (SR), sebagaimana yang menjadi program Perumda Air Minum Batiwakkal.
“Memang untuk 1.000 SR saja di sana belum tercapai. Tetapi untuk sejauh ini kami sudah melakukan pemasangan di tiga kampung, yakni Gunung Sari, Harapan Jaya, dan Tepian Buah,” ungkapnya. (mar/sam)