Diharapkan Bisa Jadi Corong Kesejukan dan Kedamaian

- Jumat, 3 Maret 2023 | 13:36 WIB
SEGERA DIBUKA: Nampak kemegahan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo ala Masjid Nabawi ini akan segera dibuka untuk publik.
SEGERA DIBUKA: Nampak kemegahan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo ala Masjid Nabawi ini akan segera dibuka untuk publik.

Ditandai peringatan Isra Mikraj, Masjid Raya Sheikh Zayed di Kota Solo dibuka untuk publik per hari ini. Nuansa ala Masjid Nabawi berpadu dengan ornamen batik Jawa.

 

M. HILMI SETIAWAN, Solo

 

HUJAN rintik, tapi mendung masih tebal di atas sana. ”Kolaborasi” keduanya membuat kubah Masjid Raya Sheikh Zayed Solo terlihat mencolok dengan pendaran cahaya lampu berwarna biru, Selasa (28/2).

Selang beberapa saat, azan magrib dikumandangkan Agus Ma’arif. Sementara, yang menjadi imam adalah Syekh Muhammad Muad al Mahri dari Uni Emirat Arab.

”Saya nanti juga bertugas sebagai imam. Termasuk saat salat Jumat nanti,” kata Agus kepada Jawa Pos yang datang ke masjid tersebut bersama sejumlah media lain yang mengikuti rombongan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Salat Magrib diikuti sekitar 200 jamaah, bertempat di salah satu sudut ruang utama masjid. Bagian tengah sudah ditata rapi untuk kegiatan peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan 2023. Selain Wakil Presiden Ma’ruf Amin, hadir pula Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan sejumlah pejabat lain.

Selepas salat Magrib berjemaah, para jemaah langsung menyebar memadati ruangan masjid. Al Munawar, salah seorang warga Solo yang ikut menghadiri kegiatan malam itu, kagum sekali dengan Masjid Raya Sheikh Zayed yang kemarin untuk kali pertama dibuka buat publik. ”Saya tinggal sekitar 1 kilometer dari masjid sini,” katanya.

Pria yang juga menjabat Wakil Ketua PCNU Kota Solo itu mengungkapkan, lahan yang digunakan untuk membangun masjid sebelumnya adalah lahan Pertamina. Di dalamnya ada SPBU, lapangan, dan gudang. Dia sempat menjadi khatib salat Idul Fitri di lapangan terbuka sebelum dibangun masjid yang megah itu.

Munawar menyatakan, pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed sangat cepat. Selain ketersediaan dana, kontraktornya juga tepat waktu. Mewakili masyarakat Solo, dia sudah tidak sabar untuk beribadah di sana.

Menurut dia, Masjid Zayed merupakan kebanggaan warga Solo dan Indonesia pada umumnya. ”Masjid ini tidak hanya megah. Tetapi, begitu masuk, mengingatkan saya pada Masjid Nabawi di Madinah,” tutur Munawar yang juga menjadi wakil ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota Solo.

Dia bersyukur diberi kesempatan berhaji tiga kali sehingga sudah akrab dengan suasana di Masjid Nabawi. Dia merasakan nuansa Masjid Nabawi di Masjid Zayed sejak dari pelataran depan. Termasuk di tempat bersuci atau wudu di bagian bawah.

Nuansa Jawa, kata Munawar, begitu kental pada ornamen karpet. Dia menyebut motif karpetnya adalah batik. Berbeda dengan motif karpet masjid pada umumnya yang bergambar masjid atau pintu masjid. Selain itu, ornamen batik ada di dinding bagian imam. Motif batiknya tanaman dan di setiap bagian bunganya tertulis nama-nama Allah atau asmaulhusna. ”Perpaduan batiknya bagus. Warnanya menyatu, tapi timbul,” katanya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X