TANJUNG REDEB – Lima tahun sudah Kabupaten Berau gagal meraih penghargaan Adipura yang sempat ‘singgah’ pada 2018 lalu. Sementara lima kabupaten/kota di Kaltim, baru-baru ini berhasil meraih penghargaan prestisius dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kebersihan (KLHK) itu.
Kondisi ini turut menjadi perhatian Ketua DPRD Berau, Madri Pani. Menurutnya, perlu ada evaluasi bersama yang harus dilakukan. Khusus instansi-instansi terkait, dimintanya terbuka menyampaikan permasalahan yang dihadapi di lapangan. Kinerja sudah berjalan maksimal atau tidak.
“Bagaimana mungkin kita mendapatkan adipura kalau tingkat kebersihan kita tidak bagus,” ujar Madri.
Tidak hanya kebersihan lingkungan, persoalan lain seperti penataan ruang juga menurutnya tak kalah penting untuk diperhatikan.
Dalam momentum Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di 13 kecamatan se-Kabupaten Berau, ia menilai menjadi kesempatan pemerintah daerah, untuk kembali gencar mensosialisasikan mengenai kebersihan lingkungan. Serta menampung apa saja yang menjadi kendala pemerintah kecamatan hingga kampung.
“Artinya kita bukan hanya pandai membangun, tapi juga pandai pemeliharaan dan pengawasan,” tuturnya.
Sehingga, segala permasalahan yang ada bisa diatasi, baik dari segi operasional, sarana prasarana pendukung dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki.
Madri juga yakin berbagai persoalan di daerah bisa diselesaikan, jika dikerjakan secara gotong-royong. Tak terkecuali persoalan sampah yang hingga kini belum terselesaikan.
“Sering-sering aja bupati dengan instansi terkait mengadakan rapat koordinasi. Jangan sampai tidak ada sama sekali,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih menegaskan akan lebih memacu kinerja organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada, agar di tahun selanjutnya Berau kembali mendapatkan adipura.
“Ada kekurangan yang tidak bisa saya ungkap. Tapi saya tegaskan, instansi bisa kerja lebih maksimal,” tutupnya. (adm/arp)