Hiperbarik Nganggur, Bupati Peringatkan Dinkes

- Kamis, 9 Maret 2023 | 08:28 WIB
HARUS SEGERA DIOPERASIKAN: Bupati Berau Sri Juniarsih meminta Dinas Kesehatan untuk segera mengoperasikan hiperbarik, sebagai jaminan keselamatan bagi wisatawan yang mengalami dekompresi.
HARUS SEGERA DIOPERASIKAN: Bupati Berau Sri Juniarsih meminta Dinas Kesehatan untuk segera mengoperasikan hiperbarik, sebagai jaminan keselamatan bagi wisatawan yang mengalami dekompresi.

PULAU DERAWAN – Bupati Berau, Sri Juniarsih meminta hiperbarik yang ada di Tanjung Batu segera dioperasikan. Sebab, alat yang bernilai miliaran tersebut sudah cukup lama menganggur. 

Ia mengatakan, sebagai salah satu tujuan wisata bawah laut, Berau seharusnya memanfaatkan alat tersebut untuk memberikan rasa aman bagi para penyelam. Adanya hiperbarik ini, menurutnya sebagai salah satu langkah pertolongan pertama bagi penyelam yang alami dekompresi. 

"Hingga saat ini hiperbarik masih belum difungsikan dengan maksimal, karena belum ada sumber daya manusianya. Sementara, hiperbarik ini merupakan fasilitas kesehatan yang harus ada di tempat wisata," katanya.

Untuk itu, ia meminta hiperbarik tersebut dapat segera dioperasionalkan oleh instansi terkait, dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau.  Karena, alat tersebut dianggarkan cukup besar, sudah sewajarnya dimanfaatkan dengan baik. 

Apalagi tingginya pengunjung atau wisatawan yang datang melakukan diving di perairan Pulau Derawan, dikatakannya berpotensi mengalami insiden yang tidak diinginkan. Seperti terjadinya dekompresi yang membutuhkan terapi dari hiperbarik. 

"Hiperbarik ini merupakan syarat penting untuk daerah wisata bahari. Makanya, karena ini sudah dianggarkan dengan biaya besar, harus dimanfaatkan sesuai dengan fungsi dan tujuannya," jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinkes Berau, Totoh Hermanto menjelaskan, pengoperasian hiperbarik, terkendala dengan sumber daya manusia (SDM). Namun saat ini, pihaknya sudah menyekolahkan satu orang untuk menjadi operator hiperbarik. 

Lanjutnya, SDM yang mengoperasikan alat tersebut idealnya berjumlah dua orang. Namun karena terkendala biaya, Dinkes terpaksa hanya bisa menyekolahkan satu orang saja.

"Saat ini sudah berjalan satu tahun. Karena pengoperasian hiperbarik ini memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus," katanya. 

Namun, meskipun belum ada SDM khusus untuk penanganan gawat darurat, dokter atau tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Tanjung Batu juga dapat mengoperasikan hiperbarik untuk penanganan sementara. 

"Masih ada dokternya yang bisa mengoperasikannya saat kondisi gawat darurat," ujarnya. 

Totoh juga menyampaikan, hingga saat ini peralatan hiperbarik juga terus dilakukan perawatan, sekalipun belum memiliki operator resmi. Hal itu dilakukan, agar kondisi hiperbarik tetap dalam kondisi baik ketika akan digunakan untuk melakukan terapi pada pasien yang mengalami dekompresi. 

"Itu sudah pasti. Harus terus dilakukan perawatan agar selalu maksimal ketik dioperasikan," pungkasnya. (hmd/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB

Lahan Terbakar, Asap Mengepul Belasan Jam

Rabu, 17 April 2024 | 14:00 WIB
X