Minimnya Sarana Kedaruratan Kembali Jadi Keluhan

- Sabtu, 11 Maret 2023 | 16:44 WIB
Nofian Hidayat
Nofian Hidayat

TANJUNG REDEB – Minimnya sarana dan prasarana alat kedaruratan personel pemadam kebakaran sudah menimbulkan korban. Salah satunya peristiwa kebakaran yang terjadi pada Selasa (7/3) lalu yang mengakibatkan anggota Pasukan Mencegah Kebakaran (PMK) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau mengalami insiden patah kaki.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat mengatakan, terjadinya insiden tersebut akibat masih fasilitas yang minim. Pasalnya, saat ini personel di lapangan serba kekurangan, mulai dari personel, unit hingga fasilitas penunjang seperti tangga dan alat lainnya.

“Saya sudah sering keluhkan masalah hal seperti ini, karena memang itu yang kami alami saat bertugas di lapangan,” ujarnya kepada awak media.

Dijelaskannya, anggota yang terkena insiden yakni Andre mengalami patah engkel pada saat melakukan pemadaman api di Jalan Diponegoro Selasa (7/3) lalu. Andre terjatuh dari andang yang dipinjam dari warga karena tidak ada tangga khusus milik BPBD yang layak untuk digunakan memanjat Ruko yang sedang terbakar. 

“Kalau mau dibilang memadai masih sangat jauh, apalagi unit-unit kita ini sudah tua, ada yang belasan tahun usianya. Kadang harus bolak-balik masuk bengkel, tapi ya mau bagaimana lagi, ini saja yang kita punya,” keluhnya.

Seperti tangga, Nofian menyebutkan, ada tangga khusus yang memiliki spesifikasi untuk kegiatan khusus bagi tugas BPBD. Dengan spesifikasi itu menurutnya sudah cukup. Namun akan lebih baik lagi jika memang ada unit khusus tangga. Dengan daya jangkau dan pengoperasian yang lebih mudah dan aman.

Sementara itu, koordinator lapangan PMK BPBD Berau, Agus Harianto mengungkapkan, anggotanya cedera karena berupaya memanjat ruko terbakar yang terkunci saat kebakaran.  Karena tidak ada tangga, anggotanya menggunakan andang milik warga sekitar sehingga terjatuh. 

“Pertama, peralatan rescue seperti tangga kami sampai gunakan andang untuk gunakan, punya warga, kedua peralatan rescue seperti pemotong besi, kita tidak punya,” ungkapnya.

Sehingga dalam kondisi darurat pada pemadaman Ruko itu, pihaknya cari gerinda milik warga dan linggis. “Kita sangat terbatas, personel sangat minim, SOP 1 unit harus 6 personel, sementara saat ini satu unit hanya bisa 3 atau 4 orang, itu pun meminta bantuan dari posko kecamatan terdekat,” jelasnya lagi.

Agus berharap ada kesepahaman yang sama melihat kondisi BPBD melalui unit kerjanya khususnya PMK dan lainnya di lapangan. “Bisa dibantu ya pengadaan alat-alat atau fasilitas yang lebih layak dan lengkap, itu harapan kami,” tutupnya. (aky/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X