MANAGED BY:
SABTU
10 JUNI
UTAMA | SANGGAM | PEMERINTAHAN | PARLEMENTARIA | EKONOMI | ALL SPORT | KALTIM | KOMBIS

KALTIM

Sabtu, 11 Maret 2023 16:53
Selamatkan Spesies Langka, Buka Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif

Kubar dan Hutan-Hutan yang Memberi Kehidupan

LANGKA: Pahu menjadi harapan terakhir pembiakan spesies badak di Kaltim.

Masyarakat Kubar pun memetik banyak manfaat dari menjaga kelestarian dan keindahan hutan pemberian Tuhan. Hutan menyediakan tanah yang subur bagi petani dan pekebun. Bentang yang indah untuk dinikmati para pelancong.

 

DUITO SUSANTO, Kutai Barat

 

DI BAWAH teduh dan rindangnya pepohonan tinggi penghuni Hutan Lindung Sungai Kelian, Pahu masih bisa menikmati sarapan paginya, Rabu (8/3). Badak betina bercula satu yang mulai menua itu hanya mengonsumsi rupa-rupa dedaunan dan buah yang disediakan hutan. Daun macaranga dan getah putih adalah dua dari banyak penganan hijau kesukaannya.

Pahu bisa dibilang harapan terakhir pembiakan spesies badak di Kaltim. Dia diselamatkan dari hutan di sekitar Sungai Pahu di Desa Besiq Bermai, Kecamatan Bentian, Kubar, pada 2018 lalu. Kemudian direlokasi menjadi bagian penghuni Hutan Lindung Sungai Kelian seluas 5.900 hektare itu. Kabarnya, masih ada seekor lagi badak Kalimantan yang terdeteksi di Mahakam Ulu. Rencananya diselamatkan tahun ini.

Dari pemeriksaan struktur giginya, Pahu diperkirakan berusia 35–38 tahun. Cukup tua untuk umur spesies langka itu yang rerata hidup hingga 50 tahun. Di resort suaka badak liar di Hutan Lindung Sungai Kelian, Kubar, Pahu menjalani aktivitas rutinnya tiap hari. Seperti pemeriksaan fisik, suhu tubuh, hingga pengukuran berat badan. “Pagi ini (Rabu, red) beratnya 373 kilogram,” ujar Jono Adiputro, kepala resor suaka badak liar di Hutan Lindung Sungai Kelian, kemarin kepada Kaltim Post.

Meski masih satu bangsa atau ordo dengan badak Sumatra, berat Pahu terhitung kecil. Badak Sumatra diketahui mencapai 700 kilogram. Pahu terhitung sensitif dan gampang stres. Hal-hal kecil bisa membuatnya terganggu. Termasuk kedatangan tamu. Bahkan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi yang melawat bersama rombongan di sela kunjungan kerjanya ke Kubar kemarin, hanya bisa memandangi Pahu dari kejauhan. Melihatnya menikmati makan pagi di kandang beratap sekitar 6x8 meter persegi.

Bising suara manusia, aroma-aroma tak biasa bisa membuatnya stres. Juga suhu yang tak sesuai dengan habitat aslinya. Sebab itu, wagub bersama Kadiskominfo Kaltim Muhammad Faisal yang didampingi Joko kemarin pagi tak bisa mendekat. Mereka hanya berdiri sekitar 10 meter dari kandang. Kandang Pahu dipagari dengan besi stainless berdiameter sedang setinggi dada orang dewasa. Di bagian belakang dibuatkan jalur kecil memanjang sekira seukuran badannya agar dia bisa lewat. Lorong jepit itu difungsikan untuk hal-hal emergensi. Atau antisipasi ketika badak sulit dikendalikan.

Di belakang kandang itu, hutan menjadi habitat Pahu. Dibuat dua kompartemen atau bagian. Masing-masing bidang seluas 10 hektare. Dikelilingi pagar setinggi paha orang dewasa. Dilengkapi kawat yang dialiri listrik tegangan rendah. Untuk mencegah Pahu kabur atau mendapat serangan dari hewan liar lainnya di kawasan itu. “Dipisah dua kompartemen untuk penyegaran sumber makanan. Pahu dilepas ke satu bagian tiap enam bulan, agar tanaman di bagian lainnya bisa pulih kembali,” ujar drh Itha Soge, satu di antara tiga dokter hewan yang bertugas merawat Pahu.

Pahu termasuk hewan nokturnal yang aktif di malam hari. Termasuk mencari makanan. Dari tim yang menanganinya, Pahu diasupi 17 kilogram daun saban hari. Pagi dan sore. Menyesuaikan berat badannya. Dibatasi agar tak terlalu gemuk, mengimbangi tinggi badannya. Untuk pemeriksaan rutin dibedakan tiap harinya. Menghindari stres. Termasuk pemeriksaan USG dua kali sepekan untuk mengetahui kondisi reproduksinya.

Kemarin pagi sekitar pukul 10.00 Wita, Pahu yang tertidur selepas sarapan diperiksa tensinya. Mobil rombongan yang beranjak pergi meninggalkan lokasi pun terpaksa dihentikan sementara. Untuk mengurai bising mesin mobil yang bisa mengganggu Pahu. “Kita bahkan meminta urine badak jantan dari Sumatra untuk sekadar memancing siklus haid Pahu,” terang Jono. Tak banyak kesulitan merawat Pahu. Yang paling sulit, kata drh Itha, hanya perawatan kukunya yang sering crack atau rusak karena kontur tanah berlubang.

Yang paling dihindari memang hal-hal yang memicu stres. Makanya pengunjung sangat dibatasi. Yang boleh masuk ke areal kandang dengan jarak tertentu hanya maksimal empat pengunjung. Juga porsi makannya, agar tak kurang. “Dia tak pernah ngamuk. Untuk menunjukkan ketidaksukaannya paling mendengus keras,” ujar Itha. Pahu tak bisa dijadikan objek wisata atau diposisikan seperti kebun binatang. Namun, untuk keperluan penelitian diperbolehkan dengan izin BKSDA. Nasib spesies langka ini bergantung pada Pahu, betina terakhir.

Dengan usianya yang sudah semakin tua, Pahu diyakini tak bisa menjalani pembiakan alami. Intervensi manusia sangat diperlukan. Misalnya dengan inseminasi buatan atau program bayi tabung. “Sel telurnya diambil untuk dibuahi sel sperma badak dari Sumatra,” ujar Itha. Soal kemungkinan berhasil, tiada yang tahu kecuali Allah. “Yang penting kita coba aja dulu,” kata dia. Kemungkinan-kemungkinan masih adanya spesies tersebut di hutan Kalimantan terus dieksplor. Dari survei sosial kepada masyarakat, banyak yang menyebutkan di daerah tertentu dulunya pernah ada badak. Itu yang terus diteliti.

“Untuk biaya, baik perawatan maupun biaya gaji SDM, sekitar Rp 1,2 miliar sampai Rp 1,5 miliar per tahun,” tutup Jono. Keberadaan badak di daerah Mahakam Ulu, juga terus disurvei sejak tiga tahun terakhir. Agar menambah harapan menghindari spesies itu dari kepunahan. “Kita dukung program pusat untuk melindungi dan mengembangbiakkan spesies ini agar tak punah. Kita memfasilitasi penyediaan lahan dan sarananya. Semoga terpelihara dengan baik,” ujar Wagub Hadi Mulyadi.

“Semoga yang Mahulu bisa relokasi. Dan berusaha menemukan badak jantan. Melakukan inseminasi dan bayi tabung. Makasih rekan di sini udah merawat Pahu, yang terbukti sehat dan berat badannya baik,” sambung politikus Partai Gelora itu. Seperti Pahu, masyarakat Kubar memetik banyak manfaat dari menjaga kelestarian dan keindahan hutan pemberian Tuhan. Hutan menyediakan tanah yang subur bagi petani dan pekebun. Bentang yang indah untuk dinikmati para pelancong.

Rupa-rupa hasil hutan memantik kreasi para perajin seperti jomoq, rotan, doyo, tumpar, manik, dan kriongk. Hutan juga menyediakan bahan olahan untuk aneka makanan, mulai durian, kerupuk ikan, hingga bawang dayak. Bahkan menyumbang insentif dari perdagangan karbon. Kemarin Hadi Mulyadi meresmikan wisata alam di Hutan Adat Hemaq Beniung di Desa Juaq Asa, Kubar. Hutan adat ini adalah yang pertama di Kaltim yang mendapat pengesahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Luasnya 48,8 hektare. Diolah menjadi potensi wisata alam dan air.

“Kami berharap agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk peningkatan ekonomi masyarakat,” ujar Kadis Kehutanan Kaltim Joko Istianto. Bupati Kubar FX Yapan pun menegaskan akan meminta para petinggi (kepala kampung) menyiapkan minimal satu hektare di wilayah masing-masing untuk dijadikan hutan adat. Ini akan sangat membantu menjaga kelestarian hutan dan mengembangkan potensi hutan lainnya.

“Kami akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembangunan yang terencana untuk kepentingan masyarakat,” ujar dia. Yapan mengaku sangat senang dengan kunjungan wagub ke Kubar. Agar bisa melihat, mendengar, dan merasakan langsung apa yang dihadapi masyarakat. Lalu menganggarkan dan melaksanakan program yang tepat sasaran. “Jangan hanya menganggarkan dan melaksanakan. Tanpa melihat, mendengar, dan merasakan langsung kebutuhan masyarakat,” singgung dia.

Terkait hutan adat, anggota DPRD Kaltim dari dapil Kubar-Mahulu Ekti Imanuel sepakat dengan gagasan bupati menyiapkan minimal satu hektare per kampung untuk dijadikan hutan adat. Dia hanya meminta dimasifkan sosialisasi terkait tata cara pengusulan agar bisa mendapatkan penetapan dari kementerian. “Yang diperlukan adalah support pemerintah. Adakan sejenis pembekalan untuk petinggi, agar tahu cara mengusulkan suatu wilayah menjadi hutan adat,” terang politikus Gerindra itu.

Dia menilai, selama ini DPRD Kaltim selalu memberi dukungan sesuai kapasitas. Jika ada kendala anggaran, akan langsung disampaikan ke Pemprov Kaltim. “Salah satu manfaat menjaga hutan yang bisa dirasakan saat ini adalah insentif dari carbon trading. Kaltim dan Kubar mendapatkan itu,” terang Ekti.  Ya, Kubar bersama Kukar dan Kutim bisa menikmati insentif perdagangan karbon. Hal itu diamini wagub. Kubar bahkan akan kecipratan tahun ini hingga 2024. “Kubar penyumbang terbesar, bersama Kukar dan Kutim,” ujar Hadi. Untuk diketahui, nilai insentif penurunan emisi karbon yang diterima Kaltim sebesar Rp 313 miliar.

Sebagai bentuk dukungan lain, Pemprov Kaltim dalam kesempatan kemarin juga menyerahkan bantuan keuangan provinsi kepada 190 desa se-Kutai Barat dengan senilai Rp 9,5 miliar atau Rp 50 juta per desa. Ada juga penyertaan modal Bumdes kepada tujuh desa sebesar Rp 420 juta, bantuan sosial terencana penyandang disabilitas 449 orang senilai Rp 538 juta, veteran satu orang Rp 2,4 juta, janda veteran satu orang Rp 2 juta dan lembaga kesejahteraan sosial anak panti asuhan sebesar Rp 65 juta.

Adapun hibah Pemprov Kaltim berupa uang senilai Rp 7,75 miliar untuk 42 rumah ibadah berupa sarana-prasarana rumah ibadah, gereja/masjid/musala se-Kutai Barat. Tak ketinggalan bantuan alat ekonomi produktif, alat produksi air minum 3 unit, hand tractor 4 unit, alat mesin penggiling padi 1 unit, genset 4 unit, mesin giling bambu 1 unit, alat open, alat pemadam kebakaran 1 unit. Serta peralatan olahraga. (riz/k16/jpg/sam)


BACA JUGA

Jumat, 09 Juni 2023 03:18

Harus Jalani TC 10 Bulan karena Tak Ada Kompetisi Putri

Pemusatan latihan panjang, beruji coba, dan tampil di turnamen berada…

Selasa, 06 Juni 2023 00:40

Kembangkan Produksi Lidi dan Arang Layak Ekspor

Tidak ingin hasil produksi sektor perkebunan itu-itu saja, Pemerintah Desa…

Sabtu, 03 Juni 2023 14:06

Butuh Perda untuk Sanksi Pelaku Eksploitasi

Undang Undang Perlindungan Anak sudah ada. Tapi daerah idealnya punya…

Jumat, 02 Juni 2023 01:20

Pohon Hayat Jadi Pengingat Keberagaman Itu Justru Pemersatu

Pohon Hayat Nusantara karya Aulia Akbar yang memenangi logo IKN…

Kamis, 01 Juni 2023 17:28

Ingin Berkontribusi dalam Tercapainya SDGs

Mimi Azmita menciptakan produk hasil riset berupa panel surya dengan…

Rabu, 31 Mei 2023 20:28

Kementerian ATR Melarang, Presiden Membolehkan

Penyelenggaraan pemerintahan di IKN saat ini masih bersifat transisi. Namun…

Rabu, 24 Mei 2023 11:41

Tak Ada Lagi Anak-Anak yang Main Bola di Depan Rumah

Di Timbulsloko yang dilumat abrasi, halaman serta tanaman hilang, rumah-rumah…

Selasa, 23 Mei 2023 15:25

Esensi Sungai Hilang ketika Kiri-Kanan Dibeton

Misman menjadi satu di antara 20 orang yang masuk nominasi…

Sabtu, 20 Mei 2023 18:58

Jaga Fasilitas Rahasia Negara agar Tidak Diketahui Umum

Pengamanan area pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara bakal diperketat.…

Jumat, 19 Mei 2023 14:31

Diminta Pertahankan Skuat untuk Kualifikasi Piala Asia

Jam terbang yang lebih banyak secara otomatis mengerek kualitas pemain.…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers