TANJUNG REDEB – Bantuan benih jagung bagi petani sempat terhenti pada tahun lalu. Namun akan kembali berjalan lagi pada 2023 ini.
Pejabat Fungsional Pengawas Benih, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Saleh mengatakan, pada 2022 lalu, petani jagung di Kabupaten Berau tidak mendapatkan bantuan benih jagung seperti sebelum-sebelumnya. Terakhir kali bantuan benih jagung diberikan pada 2021, untuk lahan seluas 15.000 hektare.
Saleh mengatakan, sejauh ini pengadaan benih sesuai peraturan belum bisa dilakukan setiap tahun. “2021 bantuan benih dari Kementan. Mungkin aturannya tidak bisa dibantu setiap tahun,” jelas Saleh, Minggu (12/3).
Bantuan benih sendiri diakuinya sangat dibutuhkan. Apalagi, menurut Kepala Kampung Eka Sapta, Syamsul Arifin minat petani berangsur menurun, seiring bantuan benih yang berkurang. Bahkan, sebagian telah hijrah dari bertani jagung ke pisang.
“Karena benih dan sarana produksi itu cukup mahal harganya,” tuturnya.
Pemerintah daerah tak tinggal diam. Dengan memberikan bantuan melalui APBD Berau, meski hanya menyanggupi untuk subsidi benih seluas 200 Hektare saja.
“Untuk pengadaan benih memang ada, tetapi relatif kecil,” ujarnya.
Namun, tahun ini sendiri Distanak Berau akan mengadakan bantuan benih untuk lahan seluas 560 hektare. Nantinya, kegiatan itu akan menggunakan Anggaran Pemerintah Belanja Daerah (APBD) Berau Murni 2023. “Kami upayakan bisa menggunakan dana murni tahun ini,” tuturnya.
Tak hanya itu, Distanak juga akan mengusahakan bantuan dengan mengajukan kepada Pemerintah Pusat. Bantuan itu diharapkan bisa direalisasikan untuk lahan seluas 3.000 Hektare.
Sebagai alternatif, Saleh menilai budidaya Jeruk dan Pisang Kepol Krecek yang rencananya akan dibantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Jika masyarakat mau dan memiliki semangat, kedua jenis tanaman itu bisa juga membantu perekonomian masyarakat yang biasanya bergantung pada jagung saja.
“Bisa juga membantu petani, yang penting ada semangat saja,” jelasnya.
Tahun ini, bantuan budidaya Jeruk dan Pisang Kepok Krecek akan dibantu dengan jumlah luasan lahan yang variatif. Bantuan budidaya jeruk sendiri akan di bantu oleh Pemerintah Pusat seluas 50 hektar lahan.
“Kalau pisang kepok krecek itu nanti bantuannya dari APBD Provinsi tahun ini,” tandasnya.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi Ii DPRD Berau, Wendy Lie Jaya mengatakan, pemerintah kabupaten harus memberi ruang bagi Distanak untuk merealisasikan programnya. Menurutnya, anggaran pemerintah yang besar jangan hanya difokuskan pada pembangunan saja.
“Kasih ruang kepada Distanak ini menjalankan program seluas-luasnya,” jelas Wendy.
Anggaran menurut Wendy harus diperhatikan. Pemerintah dan TAPD harus memperhatikan hal tersebut agar program kerja tidak sia-sia.
“Artinya pekerjaan rumah untuk bupati dan TAPD supaya memperhatikan agar tidak susut,” tegasnya.
Pemerintah juga diminta harus bisa memperhatikan dan menjaga stabilitas harga jual komoditas tersebut. Sehingga, petani tidak merasa rugi ketika menjualnya nanti.
Menurutnya, banyak hal yang bisa mempengaruhi perubahan petani dalam bertani. Hal lainnya juga yang mempengaruhi juga adalah perawatan yang mungkin lebih mudah. Sehingga, sebagian petani beralih dari bertanam jagung ke komoditas lainnya.
“Mungkin karena biaya perawatan dan menanam lebih murah, jadi banyak yang beralih,” tandasnya. (sen/arp)