Pojok Kaltara

- Selasa, 14 Maret 2023 | 21:46 WIB
-
-

HINGGA jam 10.00 Wita, tanda-tanda cuaca sama dengan hari sebelumnya. Mendung disertai hujan tipis-tipis.

Pagi-pagi sudah hadir di warung pojok. Formasi tempat duduk berubah. Ada kesepakatan yang tidak diatur pada tempat duduk tertentu. Kursi yang sering ditempati Pak Tarigan (pensiunan polisi) tak berani ditempati pelanggan lain.

Makanya Pak Rusdi, pensiunan Pemkab, lebih memilih duduk di dekat kasir ketimbang menempati kursi plastik milik Pak Tarigan. Saya duduk dekat pintu masuk. Saya tahu, kursi itu singgasana Pak Zul mantan kabag hukum Pemkab. Karena beliau sedang tugas ke Jakarta, terpaksa saya kuasai kursinya.

Awalnya yang dibahas seberapa sering Presiden RI Jokjo Widodo yang berkunjung ke Kalimantan Utara. Membicarakan, bagaimana masa depan mega proyek yang dibangun di wilayah Tanjung Selor dan proyek pelabuhan.

Masa depan Kaltara yang sangat berdekatan dengan Berau, bisa jadi alasan baru agar Berau bisa bergabung dengan Kaltara. Dampaknya pasti bisa dinikmati oleh Berau yang hanya berjarak dua jam perjalanan darat.

Salah seorang pelanggan warung pojok yang pernah bertugas di kecamatan, menyebut setidaknya 70 persen kebutuhan pokok yang diperlukan beberapa daerah di Kaltara, dipasok melalui pelabuhan Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau.

Menurutnya, bisa dicermati dari aktivitas pelabuhan yang menurunkan kontainer. Di sekitar pelabuhan, sudah berjejer puluhan truk yang siap membawa berbagai kebutuhan itu ke wilayah utara. Bisa memasok hingga ke Kabupaten Malinau, kata teman itu.

Kenapa tidak melalui pelabuhan Kota Tarakan? Alasannya biaya angkut akan lebih mahal. Di Tanjung Selor juga ada pelabuhan, untuk jenis kapal kontainer yang rutin membawa kebutuhan di Berau, tak bisa merapat di Tanjung Selor.

Berbagai keunggulan itulah, sehingga jadi pertimbangan mengapa tidak bergabung saja dengan Kaltara. Itu memang keinginan gubernur Kaltara, kata Pak Rusdi yang tahu persis awal pembicaraan sebelum Kaltara terbentuk.

Memang realitasnya seperti itu. Kalau saja bisa mendapatkan data, seberapa banyak barang yang dipasok untuk wilayah Kaltara dan barang apa saja, tentu kita bisa menghitung betapa Berau ini memiliki peran strategis.

Tidak menutup kemungkinan. Waktu akan terus berjalan. Mungkin tidak sekarang, tapi dua atau tiga tahun mendatang, bisa saja memilih bergabung saja dengan Kaltara. Biar semua urusan pemerintahan dan distribusi barang semakin lancar.

Saya pun lalu membayangkan, karena pertimbangan strategis itu, sehingga Polres tak lagi di bawah Polda Kaltim. Tapi, masuk dalam wilayah kerja Polda Kaltara. Begitupun dengan Kodim dan berbagai lembaga vertikal lainnya.

Kalau sudah itu yang berlangsung, apalagi perpindahan administrasi tidaklah repot bila memang diinginkan oleh Jakarta. Maka, di situlah tanda-tanda awal akan bergabungnya Berau dengan Kaltara.

Warung pojok memang hanyalah sebuah warung kopi dan roti bakar. Tapi, jangan salah. Yang dibahas di setiap hari dengan tema berbeda dan berat-berat. Masuk kategori pembicaraan tingkat tinggi.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X