TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Totoh Hermanto mengakui bahwa masih ada beberapa kampung di Bumi Batiwakkal- sebutan Kabupaten Berau yang menggunakan jamban di sungai untuk melakukan Buang Air Besar (BAB).
Dijelaskan Totoh, saat ini pihaknya masih terus melakukan sosialisasi agar seluruh kampung terbebas dari Open Defection Free (ODF).
“Kecamatan Kelay dan Segah sudah semuanya kita sosialisasikan, bahkan yang jauh dari perkotaan semua sudah kita sosialisasikan terkait hal tersebut,” ujarnya kepada awak media Selasa (14/3) lalu.
Mantan Kepala Dinas Sosial juga menerangkan, sosialisasi merupakan salah satu langkah untuk menggencarkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sehingga, ke depan tidak ada lagi masyarakat yang memanfaatkan jamban sebagai tempat untuk BAB.
“Kita ubah pemikiran masyarakat, karena selain itu tidak sehat. BAB di sungai juga dapat mencemarkan sungai,” paparnya.
Sehingga, untuk menyukseskan sosialisasi itu, dirinya juga akan terus bekerja sama dengan aparatur kampung dan pihak kecamatan, agar bisa memberi imbauan kepada seluruh masyarakatnya.
“Kita akan gandeng camat dan kepala kampung, sehingga setelah kita melakukan sosialisasi nanti yang memonitoring adalah pihak kecamatan dan kampung,” kata dia.
Dirinya juga menargetkan di tahun 2023 ini seluruh kampung di Kabupaten Berau bebas dari ODF, dan tidak ada lagi masyarakat yang menggunakan jamban sebagai tempat BAB masyarakat.
“Jangan sampai hal seperti ini berlarut-larut, kami dari Dinkes Berau menargetkan dengan adanya sosialisasi ini, seluruh masyarakat tidak ada lagi yang menggunakan jamban untuk tempat BAB atau terbebas dari ODF,” katanya.
Akan tetapi, dirinya juga meminta seluruh aparatur kampung membantu menyosialisasikan hal ini. Sebab, dengan adanya bantuan dari aparatur kampung dapat mempermudah pihaknya memberikan sosialisasi.
“Sehingga nanti aparatur kampung bisa melakukan monitoring juga, hal ini kami lakukan untuk kesehatan masyarakat juga, agar kita bisa menerapkan PHBS,” tandasnya. (aky/arp)